Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta) karena turunnya risiko ekonomi dengan penandatanganan kesepakatan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
Selain itu, tanda-tanda de-eskalasi di Timur Tengah juga mengurangi permintaan akan instrumen lindung nilai seperti logam mulia.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Selasa (14/1/2020), harga emas di pasar spot tutun 0,8 persen menjadi USD 1.549,50 per ounce, setelah di awal sesi sempat menyentuh angka USD 1.546,27 per ounce. Sedangkan harga emas di pasar berjangka AS turun 0,6 persen menjadi USD 1.550,60 per ounce.
Advertisement
"Risiko ketegangan geopolitik telah hilang. Maka investor tidak perlu emas lagi di dalam portofolionya" jelas analis komoditas TD Securities Bark Melek.
Pasar saham di seluruh dunia mampu mendekati rekor tertinggi, didukung oleh penandatanganan yang diharapkan dari kesepakatan perdagangan Fase 1 AS-China.
Perjanjian perdagangan, yang akan ditandatangani di Gedung Putih pada Rabu waktu setempat, menandai langkah pertama menuju mengakhiri sengketa perdagangan selama 18 bulan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.
Sebuah laporan Wall Street Journal mengatakan pada hari Sabtu bahwa Washington dan Beijing telah sepakat untuk melakukan pembicaraan lebih jauh yang bertujuan mendorong reformasi dan menyelesaikan perselisihan.
Dolar AS juga naik terhadap sekeranjang mata uang utama dunia, membuat harga emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harga Emas Naik Pasca Data Tenaga Kerja AS Loyo
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas naik tipis. Didorong oleh data nonfarm payroll AS yang mengecewakan. Akan tetapi meredanya ketegangan di Timur Tengah mendorong minat terhadap aset berisiko sehingga membuat kenaikan emas batangan tetap terkendali.
Data dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan pertumbuhan pekerjaan melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember.
Dikutip dari laman CNBC, Sabtu (11/1/2020), harga emaa di pasar spot gold naik 0,44 persen pada USD 1,559,11 per ounce. Emas berjangka AS naik 0,34 persen pada USD 1.559,5 per ounce.Â
BACA JUGA
"Menjelang akhir pekan, orang-orang tidak benar-benar menjual emas, tetapi tidak ada banyak tekanan beli juga. Mereka hanya menunggu untuk melihat apa yang terjadi dengan emas dan di Timur Tengah sebelum memutuskan langkah selanjutnya," kata Fawad Razaqzada, analis pasar dengan Forex.com.
Harga emas sejauh ini turun hampir 4 persen dari level tertinggi tujuh tahun mendekati USD 1.610,90 yang dicapai pada hari Rabu karena ketegangan tentang konflik yang lebih luas di Timur Tengah mereda.
Saham dunia juga mencetak rekor tertinggi baru, didorong oleh pencairan ketegangan AS-Iran. DPR AS pada hari Kamis mengeluarkan resolusi untuk menghentikan Presiden AS Donald Trump dari aksi militer lebih lanjut terhadap Iran.
Advertisement