Sukses

Wawancara Wamendag: Gugat Uni Eropa ke WTO Bentuk Ketegasan Indonesia

Liputan6.com berkesempatan untuk melakukan wawancara khusus dengan Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah mulai gerah dengan kampanye hitam Uni Eropa terhadap produk kelapa sawit (CPO) Indonesia dan turunannya. Walhasil, pemerintah membawa langkah diskriminasi ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO).

Sebenarnya ini bukan pertama kali Indonesia membawa kasus diskriminasi produk ke WTO. Hanya saja soal kelapa sawit, memang menjadi salah satu produk yang paling sering "diintimidasi" di pasar Eropa.

Menindaklanjuti hal ini, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengaku optimistis. Jerru akan membawa kasus kampanye hitam produk Indonesia ke WTO untuk menjadi bukti kepada dunia tentang kualitas CPO Indonesia.

Dengan demikian, diharapkan tak ada lagi diskriminasi terhadap komoditas pertanian nasional ini di pasar mana pun di dunia.

"Kami menyatakan sikap tegas dan jelas terkait kelapa sawit kita yang di-block oleh Eropa. Itu menjadi sikap keras kami bahwa kami tidak sependapat dengan itu dan kami menentang itu. Salah satu bentuk yang kami utarakan secara eksplisit adalah bagaimana mereka menerapkan sebuah kebijakan yang diskriminatif," kata Jerry saat wawancara khusus dengan Liputan6.com.

Tahap awal, Wamendag akan memimpin tim ke Swiss untuk melakukan konsultasi awal sebelum sidang di WTO. Rencananya, delegasi Indonesia akan ke Swiss pada 28-29 Januari 2020.

Lalu, apa saja yang disiapkan pemerintah Indonesia terkait gugatan kepada Uni Eropa ini dan seberapa besar peluang Indonesia untuk menang?. Serta bagaimana dengan kondisi ekspor Indonesia.

Berikut penjelasan lengkap Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga kepada Liputan6.com:

 

 

2 dari 5 halaman

Gugatan di WTO

Bicara soal isu tentang WTO yang sekarang ini lagi ramai. Dalam waktu dekat nanti Indonesia akan ke Eropa, apa saja persiapan Bapak untuk ke sana?

Memang ada beberapa hal yang sedang kami siapkan terkait dengan beberapa hal yang berhubungan secara spesifik dengan WTO, khususnya kelapa sawit.

Kami menyatakan sikap tegas dan jelas terkait kelapa sawit kita yang di-block oleh Eropa. Itu menjadi sikap keras kami bahwa kami tidak sependapat dengan itu dan kami menentang itu.

Salah satu bentuk yang kami utarakan secara eksplisit adalah bagaimana mereka menerapkan sebuah kebijakan yang diskriminatif.

Saya pikir ini yang menjadi salah satu titik utamanya. Bagaimana perlakuan yang dikriminatif itu seharusnya tidak boleh dilakukan, tidak bisa di tempat mana pun, dan kepada siapa pun dan oleh siapa  pun dan juga melanggar prinsip-prinsip yang selama ini negara-negara Eropa selalu dengungkan, yaitu soal kebebasan, keterbukaan, transparansi, dan juga soal akuntabilitas.

Di mana seharusnya segala jenis produk, jika mereka memang konsisten dan sesuai semangat komitmen mem-promote sebuah perdagangan bebas, harusnya mereka konsisten dan komitmen. Tapi kami melihat mereka tidak konsisten, tidak komitmen. Mereka tidak menerapkan prinsip yang sesuai dengan apa yang mereka dengungkan.

Indonesia melihat hal ini sebagai hal yang memberatkan dan menyalahi prinsip-prinsip free trade dan juga perlakuan-perlakuan yang menurut kami itu tidak adil. Bahkan, menunjukkan kecenderungan keberpihakan yang tidak pantas dengan sebuah semangat yang tidak sesuai.

Kami menghormati jalur-jalur internasional yang kami ingin pakai dalam sebuah dispute, sebuah ketidaksetujuan prinsip yang harus kita permasalahkan di jalur internasional. Justru karena kita menghormati jalur mekanisme prosedur internasional yang ada, kami menempuh jalur lewat WTO.

Kebetulan saya akan pimpin langsung berangkat ke sana bersama teman-teman Kemendag untuk bisa menyelesaikan masalah ini dalam forum konsultasi yang nanti kami akan lakukan 28-29 Januari.

Soal kampanye-kampanye hitam ini kan sudah ada sejak lama dan setiap tahun selalu ada. Supaya ini tidak akan berlanjut bagaimana Pak?

Salah satunya yang kita lakukan adalah melalui jalur internasional kami sampaikan nanti. Pada saat forum konsultasi WTO dan setiap kami atau khususnya teman-teman Kemendag melakukan kunjungan atau kami bertemu dengan stakeholders atau pemangku kepentingan yang berkaitan dengan kasus ini, kami selalu sampaikan dengan tegas.

Artinya, inilah sebuah usaha yang menurut saya konkret yang kita harus komunikasikan secara langsung kepada pemangku kepentingan di sana. Misalnya elected official seperti member of parlement, bahkan official-official lain yang memang bersinggungan langsung dengan kasus ini.

Memang kami sampaikan secara terbuka bahwa yang namanya kampanye hitam secara etika tidak baik. Secara hukum pun bisa dipermasalahkan, ketika mereka melancarkan sebuah berita-berita yang penuh kepalsuan dan ketidakbenaran.

Saya pikir itu dapat kita permasalahkan juga. Karena begini kita paham bahwa mungkin ada kekhawatiran dan kecemasan tertentu dengan pihak di sana yang mungkin berkeberatan dengan adanya produk kelapa sawit.

Kenapa begitu, karena kelapa sawit itu jauh lebih efisien, jauh lebih praktis, kualitasnya jauh lebih tinggi yang ternyata itu memberikan ancaman untuk produk-produk mereka di Eropa yang mereka merasa perlu juga melindungi itu.

Nah, makanya yang saya sampaikan ini adalah bentuk ketidakkonsistenan mereka mengadvokasikan sebuah semangat kebebasan dalam free trade yang biasanya mereka mengadvokasikan kepada seluruh dunia, kok tiba-tiba dia sedikit reaktif dan sangat difensif dan proteksionis.

Itu yang harus kita sampaikan, bahwa kebijakan yang proteksionis yang agak paranoid dari Eropa itu. Menurut saya tidak mencerminkan semangat bersama untuk mempromosikan free trade.

Kadang-kadang juga hal itu merusak mindset yang selama ini mereka bangun dan sosialisasikan. Ini ironisnya. Eropa yang selama ini begitu giat dan kencangnya, tapi malah sekarang sangat khawatir terhadap produk mereka yang mereka unggulkan untuk menyaingi kelapa sawit yang ternyata tidak mampu bersaing. Nah, ini menurut saya yang harus kita sampaikan secara eksplisit.

Berarti mereka punya produk yang seperti ini Pak?

Yang tentunya mereka anggap bisa menjadi alternatif. Yang standarnya mereka terapkan sendiri, yang katanya ramah lingkungan, yang ternyata tidak begitu efisien dan tidak begitu praktis dan tidak begitu berkualitas.

Saya pikir lucu juga melihat jalan pikiran seperti itu. Nah, ini yang kita coba sampaikan dan argumentasikan dalam forum yang resmi.

Justru di sini lah kita ingin beradu data dan fakta dan bahwa membuktikan bahwa kampanye-kampanye yang mereka lakukan ini tidak bisa diberlakukan seperti iu. Karena menurut kami itu action yang tidak sesuai.

Dibandingkan produk alternatif UE, sebenarnya apakah produk kita mampu bersaing? 

Gampang, lima kali lipat lebih bagus pertama dari segi harga, kualitas, efsiensi, practicality, dari segi apa pun yang ingin dibandingkan silakan dibandingkan.

Maka ketika mereka ingin menyampaikan argumentasi mereka, mari kita lihat dari segala macam perspektif. Apakah itu dari segi produk, kualitas, dan kalau mereka mempermasalahkan lingkungan, ya tunjukkanlah kepada kami scientifically evidence. Apakah mereka menunjukkan soal itu.

Kami mau beradu secara konten dan substansi, dan kalau soal data kami yakin kami sangat unggul dan sangat meyakinkan. Dan menurut saya, inilah yang harus mereka jawab. Makanya saya juga penasaran apa jawaban mereka dengan apa yang kita tanya yang memang mereka sedikit tidak sesuai dengan penyampaian-penyampaian yang substantif. Nah, ini yang coba kita tunggu dan kita lihat dan coba kita nanti berargumentasi dalam forum resmi dalam WTO nanti.

Bagaimana peluang Indonesia di WTO?

Saya pikir besar, saya pikir bagus, sangat prospektif dan potensial kelapa sawit kita ini. Dan kita harap juga nikel ya hadapi saja. Apa yang menjadi konsen buat kita adalah yang paling penting, itu adalah kepentingan nasional.

Bagaimana kepentingan nasional dapat kita amankan dan kita awal. Jangan biarkan adanya perlakuan-perlakuan yang diskriminatif yang merugikan bangsa kita yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan, yang tidak sesuai dengan prinsip kebebasan dalam berdagang, yang tidak sesuai dengan prinsip rezim lokal antara hubungan kita dengan komunitas global. Saya pikir itu clear. Dan ini yang memang seharusnya dilakukan oleh semua negara yang mengalami diskriminatif dri Eropa.

Di sinilah saatnya kita stand up, stand out dan kita harus dalam posisi yang sulit yang bisa memberikan pesan pada komonitas dunia, pada komunitas global bahwa kita ini adalah negara yang berdaulat, negara yang memiliki kepentingan dan saya pikir wajar ketika kita memperjuangkan kepentingan kita secara nasional dan utuh.

Berarti menghadapi mereka harus sesuai jalur resmi internasional.

Betul sesuai jalur, karena kami ini adalah bagian dari komunitas nasional. Indonesia ini kan bagian dari komunitas internasional dalam perspektif keduniaan dan juga bagian dari komunitas regional.

Dari segala macam aspek, kita adalah negara yang berdaulat, anggota dari PBB dan diakui di seluruh dunia, bahkan kita disegani dalam politik perdagangan dan politik global, kita member dari ASEAN, kita negara terbesar di Asia Tenggara.

Kita negara demokratis terbesar setelah India dan AS, negara terbesar ke-4 populasinya, negara yang memiliki sistem demokrasi yang sangat baik saya pikir dalam prosedur dan partisipasi rakyat.

Saya pikir begini, itu semua adalah aset kita untuk menunjukkan kepada publik. Kita negara Asia yang memang mempunyai kapabilitas dan kemampuan dan kita tidak bisa didikte dalam hal apa pun, apalagi yang berkaitan denga kepentingan nasional kita.

Dihadapi dengan tegas, tetapi bukan berarti santai ya Pak?

Betul, artinya kita tanggapi dengan tegas sesuai dengan prosedur dan norma-norma dan tentu kita memiliki data yang valid. Nah, itu yang paling penting yang menurut hemat kami juga bisa dijadikan bukti dan contoh kepada komoditas global, kalau memang ada suatu pihak/negara itu dirugikan. Mari kita gunakan jalur yang benar, tetapi mari kita tunjukkan juga dengan data.

Nah, ketika data itu sudah komplit dan sudah substantif dan sudah esensial dan sudah sangat meyakinkan, itu juga komoditas dunia dan internasional juga harus tau dan mengakui. Tidak hanya kita bicara soal negara tertentu saja yang selama ini mendapat keberpihakan dari komunitas internasional, tetapi dari seluruh negara.

Seluruh negara itukan memiliki posisi yang equal dalam meng-exercise haknya, dalam menunjukkan sikap posisi internasionalnya dan di situlah harusnya komoditas internasional menghormati.

Kami melihat, ini bukan soal produk lagi, bukan soal value dalam hal komersial atau dalam hal dagang saja. Tapi ini soal prinsip. Prinsip di mana kita memiliki sebuah kesatuan tekad yang ingin mengawal kepentingan nasional kita, yang memang harus selalu ditunjukkan dan diamankan.

 

Reporter: Helena Yupita

3 dari 5 halaman

Soal Ekspor

Untuk kondisi ekspor, Kementerian perdagangan melihat kondisinya di 2020 akan seperti apa?

Saya pikir kita sudah memiliki program yang waktu itu Pak Menteri sampaikan pada awal kami menjabat pada bulan Oktober yang dituangkan dalam program seratus hari. Itu adalah program-program yang lebih spesifik yang disampaikan langsung oleh Beliau.

Nah kebetulan, penekanannya untuk kami selaku wamendag, selain mengurus dan juga melakukan supervisi masalah perjanjian dagang, saya juga membantu dalam hal-hal yang sifatnya meng-akselerasikan dan meningkatkan ekspor.

Filosofinya dan dasar berpikirnya adalah bagaimana ekspor tentunya harus lebih tinggi daripada impor dalam rangka menciptakan neraca perdagangan yang sehat, yang tidak defisit, yang surplus, yang akan berpengaruh ke dalam banyak sektor yaitu sektor industri, UMKM dan seterusnya.

 

Saya pikir, kami optimis dan kami menyambut baik, dan kami sangat bersemangat untuk tahun 2020 ini dengan banyak turunan program-program yang nanti Mendag akan sampaikan dan yang sudah dilakukan, dan saya bertugas untuk mem-backup beliau untuk meningkatkan ekspor.

Contoh soal misi dagang kita yang kami lakukan ke beberapa negara, berbagai kawasan dan tentunya itu kita akan intensif dan berkoordinasi juga dengan teman-teman yang ada di luar negeri, baik itu melalui perwakilan kita maupun melalui ITPC (Indoneisan Trade Promotion Centre).

Indonesia memiliki banyak ITPC. Kita juga memiliki perdagangan yang tersebar di beberapa negara dan berkoordinasi dengan lintas kementrian, dalam hal ini mungkin kementerian luar negeri di mana mereka memiliki perwakilan KBRI maupun KJRI.

Selalu kami juga intensifkan visi dan filosofi dan juga visi misi presiden yang memang jelas. Nah, ini juga yang akan saya sampaikan, visi misi presiden itu kan tunggal-solid karena kita selalu taat dengan perintah Pak Joko Widodo.

Bahkan Beliau sampaikan berkali-kali untuk memudahkan koordinasi ini kita harus solid dalam satu grand design. Yang ada adalah visi misi presiden, bukan visi misi menteri.

Kami selaku membantu beliau baik untuk menteri, maupun wakil menteri menerjemahkan visi-misi Beliau untuk program dan seterusnya. Bahkan, beberapa hari yang lalu, kalau teman-teman media melihat, bahwa ada hal yang mungkin sempat dikuatkan oleh Pak Presiden soal para dubes kita.

Dubes kita ditargetkan untuk bisa perform dan deliver yang justru nantinya akan menjadi ujung tombak kita dalam mensosialisaikan tentang Indonesia tentunya secara politik dan juga soal bisnis dan dagang.

Bagaimana pun juga dengan adanya pewakilan kita, baik itu para duta besar, melalui ardag, dan juga ITPC itu kan sebenernya mereka yang menjadikan garda terdepan saking pentingnya dalam mengenalkan Indonesia.

Visi misi presiden jelas, yang meningkatkan ekspor dalam bentuk yang sangat sehat dan kompetitif. Menurut saya, ini tugas bersama antara pemerintah dengan rakyat tentunya untuk bersinergi bersama .

Sebagai contoh dalam setiap kebijakan apa pun itu di-eksekutif kan kita tidak jalan sendirian. Kita melibatkan team work yang kuat, tidak hanya di dalam Kementrian Perdagangan saja, tetapi juga melibatkan kementerian dan lembaga lain.

Apalagi dalam konteks penguatan ekspor, bersinergi dengan teman-teman KBRI yang juga ada di bawah kementerian luar negeri. Oleh karena itu, semua yang menjadi tugas kami, tanggung jawab kami dan juga rutinitas kami dalam mengelola dan me-manage sebuah program yang memang sangat kental dengan eskpor. Tentunya ini akan bisa lebih menimbulkan efek-efek yang positif untuk kita semua.

Dengan kondisi dunia yang bergejolak saat ini berdampak ke perdagangan dunia. Apa langkah Kemendag  dalam menghadapi hal ini, seperti untuk mencari target pasar baru?

Jadi memang betul, dinamika politik global ini akan selalu dinamis. Kita melihat banyak negara sudah mulai konfrontatif dalam hal-hal bilateral maupun regional. Kami menyikapi tentu dengan waspada. Melihat semua dinamika politik Kawasan atau dinamika perdagangan ini dengan bijaksana, waspada, teliti, dan juga melihat peluang.

Karena apapun yang namanya hubungan perdagangan apalagi yang menyangkut dengan berbagai Kawasan itu tidak serta merta diartikan dan dilihat secara parsial.

Kita juga harus terus melihat dinamika itu baik secara Kawasan maupun geo-political. Kami menyadari betul bahwa kita tidak bisa berhubungan hanya dengan salah satu negara saja atau mungkin beberapa negara saja.

Justru itu kami di kemendag ini secara berkala dan insentif akan melakukan hubungan bisnis dagang dan juga berkonsentrasi di sektor-sektor yang mungkin selama ini belum dijajaki. Ada sektor pasar non tradisional, yang mungkin melibatkan Kawasan-kawasan seperti di Afrika, Amerika Latin.

Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan teman-teman duta besar Indonesia yang ada di Chili, Paraguay, dan seterusnya yang memang mereka sangat berkeinginan.

Bahkan MOU yang secara khusus telah kami tanda tangani oleh Chili beberapa waktu lalu, itu semakin membuka pasar di Amerika Latin dan semakin menggairahkan sektor dagang kita dengan Amerika Latin dan mereka sudah sangat bersemangat dan sangat memiliki motivasi saat bertemu dengan saya dan mereka bersemangat untuk berdagang di Indonesia.

Tidak hanya satu negara tetapi beberapa negara di Amerika Latin. Saya pikir ini salah satu yang menjadi potensi secara sehat dan saya pikir bisa berkontribusi secara signifikan, karena memang prinsip-prinsip perdagangan itukan kita harus saling menguntungkan dengan mutualism dan dengan semangat yang tentu memberikan benefit yang kurang lebih sama.

Ini yang terus menerus kita lakukan dan kita sosialisasikan dalam perspektif Kawasan dan letak geografis yang tadi disebutkan, selama ini belum dijajaki nah kita akan menjajaki itu terus, bahkan kita mempunyai sekitar 15 perjanjian dagang yang menjadi potensi di samping 12 yang sedang kita jalani sekarang.

Salah satunya dengan Turki, lalu dengan ASEAN nah itu sedang on going process. Sekitar 15 yang sudah selesai sertifikasi dan sekitar 12 yang sedang kita lakukan, dan kita mempunyai lagi 12 kurang lebih perjanjian dagang yang sedang kita jajahi.

Hal itu yang sedang kami jajaki, khususnya wamendag yang mengurus hal-hal demikian yang sudah kita pola kan di bulan-bulan seperti bulan Maret dan seterusnya sampai Desember 2020 bahkan kami sudah menyiapkan grand design untuk tahun berikutnya yang berkelanjutan dan berkesinambungan.

Kita percaya bahwa prinsip yang tadi akan bisa dimaksimalkan jika kita punya hubungan yang jangka panjang dengan seluruh pelaku, baik itu negara dan juga institusi internasional, apalagi kita ini kan bagian dari ASEAN.

Apalagi kita sebagai member of ASEAN menurut kami itu kita sangat disegani dalam perspektif size kita, negara terbesar kita di ASEAN. Populasi hampir mendekati 270 juta.

Dengan growth sangat signifikan bahkan melebihi Singapura yang bisa dijadikan salah satu acuan. Contoh yang kedepannya, kawasan ini menurut kami ASEAN ini adalah salah satu masa depan dan akan stabil kalau saya lihat dari geopolitik.

Tidak banyak Kawasan regional yang bisa berpartisipasi secara aktif dalam komunitas global. Kedua, bisa secara intensif melakukan dagang di sama-sama negara anggota dan bisa saja keluar, yang ketiga kestabilan tadi. Apapun Namanya pelaku dagang baik negara maupun organisasi yang diharapkan adalah aspek kestabilan.

Kita tidak bisa berdagang kalau tidak stabisl, saya yakin itu pertimbangan uatama. Organisasi yang konsisten dan stabil saya bisa mengatakan salah satunya adalah ASEAN.

ASEAN menurut saya memiliki peran yang tidak hanya bagus di Kawasan Asia Tenggara, tetapi juga diluar, karena banyak negara lain yang bukan Asia yang sudah ingin bergabung dan berpartisipasi aktif dalam ASEAN.

Contoh Australia, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang yang sedemikian semangat dan optimis untuk bersama-sama dengan ASEAN untuk menjalankan hubungan perdgangan.

Nah, ini yang menurut saya menjadi titik positif dan tujuan kolektif yang akhirnya komunitas dunia ingin melihat adanya kestabilan dan peran yang tidak hanya bisa dimainkan oleh pemain-pemain global, misalnya AS, Tiongkok, Eropa, kan berputarnya hanya disitu terus.

Sekarang kita lihat the future is ASEAN. Kita bisa menunjukkan bahwa Indonesia bisa berperan sebagai pemimpin ASEAN, yang bisa kita tawarkan adalak Kawasan yang stabil. Dibandingkan dengan Timur Tengah dan beberapa Kawasan yang kita bicarakan.

ASEAN itu harus stabil dan menurut saya ASEAN itu regional blok yang boleh dibilang memiliki potensi yang luar biasa dari segi alam, investasi yang membuat banyak negara ingin masuk, bahkan AS secara eksplisit menyatakan interest yang sangat kuat pada ASEAN dan Asia Tenggara.

Saya pikir ini yang harus ditunjukkan kepada komunitas dunia, Indonesia part ASEAN, pemimpin ASEAN, bisa bersama-sama dengan ASEAN untuk menjadi salah satu ujung tombak untuk hal yang bisa berperan dalam perdagangan dan komunitas global dan ujung-ujungnya bisa digunakan untuk bargaining politik.

Karena kalau kita memiliki size yang besar, trading dengan volume yang kuat, ekspor yang mendominasi, memiliki kekuatan ekonomi yang menjadi bagus. Secara politik kita berani pastinya. Dan itu menjadi asset kita untuk menunjukkan kepada public bahwa Indonesia ini adalah something yang bisa menaruhkan banyak hal dan bisa memberikan banyak hal dan bisa berkontribusi dalam banyak hal.

Ada beberapa free trade agreement yang sedang menanti dan sedang diselesaikan. Untuk tahun 2020 adakah target yang harus diselesaikan?

Saya bisa katakan yang dalam waktu dekat dan sangat visible adalah dengan Tunisia. Kalau tidak salah bulan Maret atau April mudah-mudahan kalau ini semua lancar dan memang sedang diintensifkan dan optimalkan, saya akan mengawal dan mengamankan closing deal ini dengan Tunisia, bisa segera kita dapatkan signing nya

Misinya produk bisa ekspor ke sana apa?

Saya pikir banyak ya dari segi produk dan komoditas dari segi kualitas. Tidak hanya itu karna Tunisia ini kan sudah lama bersahabat dengan Indonesia. Baik dari segi diplomatik kita baik, bahkan dari segi sejarah kita dengan Tunisia kan bagian dari Afrika yang memang saling membantu dan memberikan kontribusi.

Saya pikir ini yang terus kita kembangkan dan pertahankan dan itu nanti dituangkan dalam bentuk agreement yang kita lakukan di bulan Maret atau April nanti yang menjadi salah satu modal awal buat kami untuk masuk ke pasar-pasar benua Afrika.

Kita bisa menunjukkan kepada saudara-saudara kami di Afrika bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki aset dan memiliki sebuah hal yang patut dipertimbangkan dan patut menjadi opportunity bagi semua pihak.

 

4 dari 5 halaman

Kesan Jadi Wakil Menteri Perdagangan

Presiden suka menekankan agar produk UMKM dikenal internasional. Apakah ada upaya untuk mengenalkan UMKM Indonesia di pasar global?

Kalau UMKM kita melihat banyak aspek, pertama dengan adanya misi dagang, adanya perjanjian, dengan adanya ekspansi dari perwakilan kita melalui ardag bahkan dari teman-teman lain seperti dubes, bisa dijadikan salah satu poin.

Kita selalu melibatkan teman-teman pelaku usaha, banyak berkoordinasi dengan teman-teman dari asosiasi, bahkan itu yang menjadi program rutin kami setiap kami adakan kunjungan keluar dari kemendag, khususnya soal dagang, kami juga ikut melibatkan mereka ini untuk bisa terus melihat pasar-pasar yang potensial. Kadang-kadang memang harus secara fisik untuk melihat langsung potensi yang bisa dirasakan. 

Contohnya ketika saya ke Washington DC, ada teman-teman kami, anak muda dari pelaku usaha kopi contohnya, buka kedai kopi di sana, coffee shop, dengan memperdagangkan kopi-kopi lokal di sana, dan juga dinikmati oleh para masyarakat di sana.

Bahkan tidak hanya masyarakat Indonesia, tetpi juga masyarakat Amerika Serikat. Saya saya melihat itu sebagai potensi dan mereka sangat senang dan sangat menikmati produk-produk kami. Nah itu kan menunjukkan sebuah ketertarikan, tapi ketertarikan itu kan harus kita lihat secara langsung dan kadang-kadang memang tidak bisa melihat dari jauh, kita harus mendekat dan melihat lebih komprehensif.

Kopi menjadi salah satu produk unggulan Indonesia ya?

Itu menarik. Saya pikir bisa kita jadikan salah satu potensi. Penikmat kopi itukan banyak sekali, apalagi sekarang anak-anak muda ini kan lagi rame. Maka itu kenapa tidak kita ekspan keluar, karena kita kan tidak hanya bicara soal produk, tetapi juga soal brand awareness itu harus dibangun lewat hal-hal yang sifatnya tidak harus menunjukan produk, tetapi menunjukkan event misalnya, narasi-narasi yang dibangun dalam hal yang bisa menujukkan unggulan-unggulan.

Misalnya begini, jadi waktu saya kemarin ke Washington DC saya melihat apa sih yang sebetulnya yang dicari atau dilihat oleh masyarakat di sana. Salah satunya mereka suka melihat narasi. Oh kopi dari Sumatera, Jawa, diberikan itu klasifikasi kopi, jenis kopi, tahun sekian, itu selalu dipamerkan biji kopinya, lalu ditawarkan, mereka mempelajari dan akhirnya membeli. Ya ini adalah salah satu contoh yang bisa kita lakukan tetapi yang saya pikir, narasi itu memang mempengaruhi.

Narasi itu kita bicara soal sosialisasi dan soal awareness dalam brand. Saya pikir itu juga bisa dijadikan acuan. Tidak melulu hanya hal-hal konvensional, tapi kita juga bisa out of the box juga dalam mempopulerkan brand. Jadi tidak hanya minum kopi, tetapi mempelajari dan menikmati dan kadang kala mereka juga mengagumi. Itu yang menjadikan kekayaan dan kearifan lokal yang luar biasa yang akan kita sosialisasikan terus ke depannya.

Apakah bisa dibilang itu merupakan upaya kementrian perdagangan untuk mengurangi defisit negara perdagangan?

Jelas karena kalau kita berdagang dan bisa ekspor keluar, sudah pasti neraca perdagangan kita akan sehat, akan surplus, ekspor kita lebih banyak dari impor kita. Sebenarnya kan itu menjadi prinsip dasar yang menjadi salah satu tujuan.

Saya pikir ini target kita semua tidak hanya kemendag saja dan harus kompak menciptakan program-program dan bersinergi, tidak mengedepankan ide sectoral tetapi saling menguatkan dan terus berkoordinasi dengan taraf yang intensif. Karena ke depan kita ada banyak program yang harus melibatkan KL yang terkait.

Contoh yang WTO dalam berunding tidak hanya kemendag saja tetapi dengan kemlu, SDM, BUMN, kehutanan, karena ini lintas kementrian harus kita rapatkan terus dan harus solid. Maka yang sudah kami siapkan kami selalu berkoordinasi dan selalu mengadakan rapat.

Seperti kemarin saya dari pagi sampai malam kita koordinasi dan sebagainya posisi apa, harus solid, harus menjadi catatan bahwa kita memiliki messages yang sama dalam menentang diskriminasi sawit. Jangan sampai internal tidak solid dan harus kita selalu berkesinambungan.

 

 

 

5 dari 5 halaman

Generasi Milenial

Sedikit pertanyaan santai, boleh diceritakan sedikit Pak saat menjabat sebagai wamen sampai sekarang, adakah hal yang berubah? Menemukan hal seru apa?

Saya kan dilantik pada Oktober 2019 ya, sudah hampir tiga bulan saya menjabat. Tentunya ada hal baru dan tantangan baru. Sebelum saya menjadi wamendag kan saya menjadi DPR RI, ya pasti beda environtment dan beda tupoksi juga dan tugasnya juga tentu berbeda.

Kalau di legislatif kita kan diharapkan menjalankan tiga fungsi anggaran, legislasi, dan fungsi pengawasan. Kalau di eksekutif kan kita mengeksekusi. Jadi memang banyak scope kerja yang memang lebih teknis, lebih spesifik, dan di kemendag ini kan kita juga betanggung jawab dan in charge dalam hal-hal yang melibatkan teman-teman dari dirjen sampai dengan direktur dan koordinasi kepada Pak Mendag.

Secara institusi ini lebih detail. Ini hal-hal pribadi yang saya sambut dengan baik. Artinya ini merupakan sebuah jabatan amanah publik, amanah dari presiden yang harus diselesaikan sebaik-baiknya, dan masyarakat bisa merasakan dampaknya dengan riil.

Karena selalu Pak Presiden Jokowi sampaikan, kita tidak ingin kebijakan yang hanya sending saja, tetapi juga harus delivered. Nah ini delivered dalam arti kebijakannya, programnya dirasakan langsung oleh masyarakat.

Dalam kebijakan dalam perdagangan banyak yang dirasakan langsung oleh masyarakat, kita kalau kemendag itukan sangat luas scoop-nya, mulai dari ngurusin harga cabai sampai dengan Uni Eropa. Artinya ini kan range-nya sangat luas dampaknya. Seperti saya beberapa waktu lalu ke Manado, Sulawesi Utara, saya ikut melihat dan melakukan inspeksi pasar mengecek harga-harga kebutuhan dasar mulai dari cabai, tomat, beras, dan sebagainya. Melihat juga antusiasnya masyarakat menyambut hari besar seperti Natal dan tahun baru kemarin.

Dari ketersediaan, harga, dan seterusnya yang dilakukan Kemendag yang akan mempengaruhi hidup banyak orang. Saya pikir itu yang dimaksudkan bagaimana kebijakan kita dirasakan oleh masyarakat secara riil dan konkret dan menjadikan masyarakat sejahtera.

Saya pikir ini tanggung jawab kita, kita memiliki tanggung jawab yang sangat besar sebagaimana Pak Presiden selalu katakan bahwa kita harus berbuat yang terbaik untuk masyarakat, karena ujung-ujungnya ini untuk masyarakat.

Adakah target khusus dari Presiden atau Menteri Perdagangan yang diberikan?

Memang kalau bicara soal tupoksi khusus, yaitu tadi perjanjian internasional memang diharapkan, ditargetkan tahun 2020 ini yang sudah diselesaikan, karena kan kita mau bekerja secara cepat, progresif, kerja dengan maksimal, dan kita tidak mau ketinggalan juga dengan hal-hal lain yang mungkin bisa membuat delay sebuah perusahaan.

Karena perjanjian itu kan seperti yang saya bilang tadi begitu banyak unsur-unsurnya, banyak sekali variabelnya, dan juga harus lintas kementerian. Ini yang menjadi target kami, supaya kita benahi, kita selesaikan.

Yang belum selesai kita selesaikan, yang sedang kita jajaki akan kita lakukan, dan yang sudah kita selesaikan, bisa kita pertahankan dan kita kawal. Jangan sampai ada hal yang mempengaruhi terhadap kesinambungan ini. Intinya, ini target yang saya pikir sangat realistis dan sangat harus kita lakukan secara berkala dan komprehensif dan sustainable.

 

 Simak wawancara lengkapnya dalam video berikut: