Sukses

Pengembangan Wisata Super Prioritas Labuan Bajo Rampung Akhir 2020

Pemerintah telah menyediakan anggaran sekitar Rp 979 miliar untuk pengembangan lanjutan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Labuan Bajo.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono target pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) rampung Desember 2020.

"Desember 2020, jadi semua harus selesai," tegas Menteri Basuki saat berbincang di Hotel Ayana, Labuan Bajo, seperti dikutip Senin (20/1/2020).

Berdasarkan data Kementerian PUPR, pemerintah telah menyediakan anggaran sekitar Rp 979 miliar untuk pengembangan lanjutan KSPN Labuan Bajo pada beberapa sektor, seperti pembukaan akses jalan hingga pembangunan infrastruktur permukiman.

Dengan rincian, penataan kawasan Pantai-Bukit Pramuka senilai Rp 200 miliar. Lalu pengembangan Kawasan Batu Cermin sebesar Rp 42 miliar, yang terdiri dari pengerjaan gapura, jalan, jalur pedestrian, drainase, street furniture, dan landscape Goa Cermin.

Selanjutnya, penataan kawasan industri pariwisata Puncak Waringin senilai Rp 30 miliar, pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kabupaten Manggarai Barat untuk 13.500 kepala keluarga (KK), dan pengembangan Pulau Rinca Rp 30 miliar.

Kemudian, optimalisasi jaringan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Labuan Bajo, pembangunan Instalasi Pengolahan Air berkapasitas 60 liter per detik SPAM Wae Mese II, serta optimalisasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Labuan Bajo dengan nilai anggaran Rp 10,2 miliar.

Tak hanya Labuan Bajo, Kementerian PUPR secara paralel akan menuntaskan pengembangan 4 KSPN Super Prioritas lain pada akhir tahun ini dengan nilai anggaran total Rp 7,6 triliun.

Keempat tempat yang akan menjadi Bali Baru tersebut antara lain Danau Toba, Borobudur, Lombok, dan Manado Bitung-Likupang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Labuan Bajo jadi Calon Lokasi KTT G20 di 2023

Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan menyebut Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT) diproyeksikan untuk menjadi calon lokasi pertemuan KTT APEC atau KTT G20 pada 2023 mendatang.

Untuk itu, Luhut mengaku akan bertolak langsung ke salah satu 'Bali Baru' tersebut guna melihat potensi tempat tersebut.

"Saya mungkin lusa (Jumat, 27/12) mau pergi lihat Labuan Bajo. Saya mau lihat, perintah Presiden, kita berharap ya mudah-mudahan bisa jadi ya itu (Labuan Bajo) untuk APEC atau G20 Meeting," kata Luhut Panjaitan dikutip dari Antara, Rabu (25/12/2019).

Dia mengungkapkan rencana tersebut saat ditanya awak media mengenai rencana liburan akhir tahunnya. Menurut Luhut, kunjungannya ke Labuan Bajo itu pun tidak sepenuhnya untuk berlibur karena dia ingin mengerjakan tugas dari Presiden Joko Widodo itu.

"Ya paling tidak, anak istri saya libur, cucu saya libur, saya ya pura-pura libur," katanya sambil tertawa.

Indonesia terus mengambil peluang untuk bisa unjuk gigi menggelar sejumlah kegiatan penting dunia. Setelah sukses menjadi tuan rumah Asian Games dan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia pada 2018, Indonesia juga menyasar agenda internasional lainnya, termasuk Olimpiade 2032.

Indonesia juga akan mengajukan diri jadi tuan rumah KTT APEC (2024), KTT Ekonomi G20 (2023), dan Ketua ASEAN (2022) sebagai peta solusi diplomasi ke depan. 

3 dari 3 halaman

Target 1,5 Juta Turis Kunjungi Labuan Bajo Tak Tercapai Tahun Ini

Badan Otoritas Pariwisata (BOP) memastikan target kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang ditetapkan pemerintah sebanyak 1,5 juta orang belum akan tercapai pada 2019.

Direktur Utama BOP Labuan Bajo Shana Fatina menyatakan, target itu belum akan terpenuhi lantaran bandar udara di tempat tersebut hingga kini belum berstatus internasional.

"Mungkin udah pada denger semua, bahwa targetnya itu 500 ribu wisatawan mancanegara dan 1 juta wisatawan dalam negeri tahun 2019. Kalau ditanya apakah tercapai tahun ini, jelas tidak. Karena bandara sebagai critical success factor kami tuh belum benar-benar jadi internasional," ujarnya di Labuan Bajo, NTT, Jumat (15/11/2019).

Namun, ia mengungkapkan adanya peningkatan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Labuan Bajo pada periode 2015-2017 hingga mencapai 207 persen. Pertumbuhan wisatawan lokal bahkan lebih tinggi, yakni mencapai 448 persen.

Secara perbandingan, Shana meneruskan, prosentase wisatawan Nusantara saat ini memang telah naik. "Kalau dulu 2015 itu 70 persen asing, 30 persen wisatawan Nusantara, kalau sekarang komposisinya 65:35. Jadi, sudah mulai naik," ucapnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan, BOP ke depan ingin menjadikan Labuan Bajo sebagai pintu gerbang ecotourism di Nusa Tenggara Timur.

"Labuan Bajo itu didesain bukan dia untuk ke Pulau Komodo, tapi untuk ke NTT. Itu kenapa semua pembangunan dipusatkan di Labuan Bajo," kata dia.  Â