Sukses

Barata Bantu Pertamina Percepat Pembangunan 7 Kilang Migas

Ditunjuknya Barata Indonesia sebagai anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak, karena Barata dinilai memiliki pengalaman.

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Tim Percepatan Pembangunan Kilang Minyak PT Pertamina (Persero), langsung bergerak cepat, paska terbitnya Surat Keputusan dari Menteri BUMN. Kick off Program Percepatan Pembangunan Kilang Minyak PT Pertamina ( Persero), dilakukan di Workshop Heavy Machining Center milik PT Barata Indonesia (Persero), Gresik , Jawa Timur, Senin (20/1/2020).

“Industri manufaktur memang harus didorong untuk meningkatkan kompetensi dan kapasitas dalam mendukung pembangunan strategis seperti kilang dan industri berat lainnya sehingga dapat menciptakan efek multiplier dalam pertumbuhan ekonomi nasional,"tutur Direktur Utama PT Barata Indonesia (Persero), Fajar Harry Sampurno.

Kick off tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen bersama dari semua pihak yang terkait untuk pekerjaan Percepatan Pembangunan Kilang Minyak Pertamina. Rencananya ada sekitar lima Kilang Minyak serta dua Kilang Gas, yang pengerjaannya diprediksi selesai pada 2027.

Lima kilang minyak tersebut yaitu Refinery Developmment Master Plant (RDMP) Dumai, RDMP Plaju and Biorefinery, RDMP Balongan dan Integrated Refinery and Petchem, RDMP Cilacap, dan RDMP Balikpapan. Sedangkan dua kilang gas tersebut yaitu Grass Roof Refinery (GRR) Tuban dan GRR Papua.

Penugasan tersebut juga dilatarbelakangi oleh upaya pemerintah untuk meningkatkan persentase TKDN dalam Proyek Strategis Nasional serta untuk menekan jumlah impor migas.

 

2 dari 2 halaman

Punya Kemampuan

Ditunjuknya Barata Indonesia sebagai anggota tim percepatan pembangunan kilang minyak, karena Barata dinilai memiliki pengalaman yang panjang di bidang industri manufaktur, termasuk industri migas. Produk – produk yang dihasilkan oleh perusahaan juga telah mampu diekspor ke beberapa negara di luar negeri.

Hal itu dibuktikan dengan nilai ekspor perusahaan yang naik tiap tahunnya. Tahun 2019 Barata Indonesia membukukan nilai ekspor sebesar 31 Juta USD. Nilai itu meningkat signifikan jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada 2018 yang mencapai Rp 16 Juta USD.

Hadir dalam acara tersebut, beberapa pejabat Kementerian, diantaranya Kementerian Perindustrian, Kementerian ESDM, Kementerian Perdagangan, serta Kepala BPPT dan beberpa pejabat dari perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut.

Tak lupa turut hadir Direksi dari perusahaan BUMN anggota tim Percepatan Pembangunan Kilang Minyak tersebut seperti, PT Pertamina (Persero), PT Barata Indonesia ( Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, PT Rekayasa Industri, serta PT Tuban Petrochemical Industries (anak perusahaan Pertamina).