Liputan6.com, Jakarta - Di awal tahun 2020, Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas)Â melakukan groundbreaking apartemen Antaloca Bandung. Proyek hunian ini akan berdekatan dengan rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) Bandung Raya.
Project Manager Apartemen Antaloc Jhon Maryono mengatakan, apartemen Antaloca dibangun di atas tanah milik Perumnas sendiri sehingga legalitasnya terjamin.
"Pembeli yang memutuskan untuk menetap sebagai penghuni atau menjadikan unit apartemennya sebagai investasi jangka panjang tidak perlu khawatir, karena Perum Perumnas menjamin, tidak akan pernah ada pengalihan fungsi lahan oleh pemerintah maupun pihak ketiga atas lahan, tempat dibangunnya apartemen Antaloca," ujar dia dalam keteranga tertulis di Jakarta, Selasa (21/1/2020).
Advertisement
Meskipun apartemen Antaloca berada lokasi premium serta dilengkapi oleh fasilitas yang lengkap, apartemen tersebut tetap ditawarkan dengan harga yang sangat terjangkau yaitu Rp 300 jutaan per unit, dengan cicilan mulai Rp 2 jutaan per bulan.
Harga yang kompetitif membuat Apartemen Antaloca banyak diburu oleh masyarakat, baik yang berdomisili di kota Bandung atau di luar Bandung untuk dijadikan hunian tempat tinggal maupun investasi.
Baca Juga
Pada tahap perdana penjualan apartemen Antaloca, di penghujung 2019, tower pertama berhasil terjual hingga 80 persen, sehingga groundbreaking tower pertama akan segera dilakukan.
“Dengan adanya rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) Bandung Raya, kami akan membangun shelter LRT Bandung Raya yang terhubung dengan skybridge di lantai 3 apartemen Antaloca. Hal ini akan mempermudah penghuni apartemen untuk menjangkau berbagai lokasi di Bandung yang dilalui jalur LRT," kata dia.Â
Apartemen Antaloca merupakan hunian vertikal berkonsep modern dan minimalis milik Perumnas yang berlokasi di jalan terusan Jakarta-Antapani yang menempel dengan terminal Antapani.
Proyek ini berjarak 3 km dari stasiun kereta api Kiaracondong dan 5 km dari gerbang tol Buah Batu. Dengan lokasi yang strategis di pusat kota, apartemen Antaloca lokasinya dekat dengan beberapa ikon kota Bandung seperti Kiara Park, Jalan Riau yang terkenal dengan spot kuliner dan belanja, Gedung Sate yang merupakan pusat pemerintahan Kota Bandung, serta kampus ITB.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perumnas Tawarkan Hunian dengan Cicilan Rp 30 Ribu
 Perumnas yang merupakan pengembang BUMN, ikut hadir dalam Indonesia Properti Expo (IPEX), yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 16–26 November 2019.
Dihari ke-8, Perumnas mengadakan talkshow Yang bejudul "Membedah investasi properti satu-satunya di lokasi sunrise kawasan industri berteknologi terbesar di Indonesia". Di JCC, booth Perum Perumnas Hall A No. 21, pada Sabtu (23/11/2019).
Dalam talkshow tersebut, turut menghadirkan Iwan Sarkasim selaku Project Manager Central Karawang, serta turut menghadirkan dua investor yaitu Professor Wahyudin sekaligus praktisi properti, dan juga Andesta Arianto sekaligus karyawan di PT ASTRA group.
Daerah Karawang dipilih sebagai lahan berinvestasi, karena Karawang merupakan kawasan industri berteknologi tinggi. Dan belum banyak hunian apartemen di daerah tersebut. Selain itu, banyak pekerja asing dan lokal, sehingga bisa menjadi ladang investasi yang menjanjikan bagi investor, serta bagi pelanggan yang membeli maupun yang menyewa hunian.
"Kok Perumnas bikin apartemen di Karawang, karna di Karawang ini adalah kawasan industri yang banyak pekerja asingnya. Selain itu, juga UMR-nya besar. Sehingga membutuhkan tempat tinggal yang strategis." Ujar Iwan.
Perumnas, telah membangun hunian yang bernama Grand Sentrland Karawang (GSK). Di kawasan itu, selain banyaknya industri juga ada universitas. Maka, targetnya bukan hanya untuk pekerja melainkan juga untuk mahasiswa.Seperti yang diungkapkan oleh Andesta, investor muda berusia 27 tahun ini yakin membeli hunian di GSK. Karena dekat dari tol, dekat dengan pelayanan kesehataan.
"Kebetulan saya mengambil dua unit two bedroom, yang dikatakan paling mahal. Namun, menghasilkan nilai investasi yang cukup lumayan. Saya masih harus nyicil, tapi saya masih untung 1,5 juta per unit." kata Andesta.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Professor Wahyudin, yang yakin membeli 11 unit di GSk, dikarenakan proses pembangunan hunian cepat, tidak seperti di Jakarta masih banyak tower-tower yang belum selesai selama enam tahun, sebah masalah perizinan.
Menurut pengalaman Professor Wahyudin, ia pernah ditipu tiga kali oleh bisnis hunian di Jakarta, terkait masalah perizinan yang tidak jelas.
Maka Professor Wahyudin, percaya kepada GSk, karena banyak keuntungan yang ditawarkan oleh GSK, yaitu rental guarantee sampai 3 tahun, bunga promo sebesar 4,5 %, dan sertifikat SHMSRS sudah siap.
"Kita ada unit yang rental gurantee , tiap bulan mendapatkan 1,5 juta jaminan sewa, sedangkan angsurannya berkisar dua jutaan. Jadi, pembeli ini cukup membayar 30 ribuan perhari, sebagai tambahan selisih angsuran dengan sewanya." jelas Iwan.
Lanjut, Andesta menyampaikan untuk generasi milenial, yang hendak memulai investasi, waktu yang tepat adalah sekarang. Serta harus mempertimbangkan lokasi investasi, dan juga mengetahui keadaan pasar investasi juga.
Advertisement