Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Baca Juga
Advertisement
Laba Bank Mandiri Capai Rp 27,5 Triliun Sepanjang 2019
Bank Mandiri membukukan laba bersih sebanyak Rp 27,5 tiriliun selama 2019. Angka tersebut tumbuh 9,9 persen dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar menyebutkan capaian tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit konsolidasi yang sebesar 10,7 persen YoY (year on year) hingga mencapai Rp907,5 triliun pada akhir tahun lalu.
“Dari kucuran tersebut, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp59,4 triliun, naik 8,8 persen YoY dibanding tahun sebelumnya,” kata dia, dalam acara paparan kinerja keuangan, di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Dia melanjutkan, seiring keinginan untuk tumbuh secara sehat dan berkelanjutan, Bank Mandiri berhasil memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan sehingga rasio NPL gross turun 42bps menjadi 2,33 persen dibandingkan Desember tahun lalu.
“Dampaknya, biaya CKPN pun ikut melandai sebesar -14,9 persen YoY menjadi Rp 12,1 triliun,” ujarnya.
Sementara itu, dia mengungkapkan konsistensi untuk mengutamakan prinsip pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan dalam ekspansi serta inovasi layanan yang berkelanjutan melalui otomatisasi ataupun digitalisasi, menjadi kunci keberhasilan perseroan dalam melewati tahun 2019 yang diwarnai dengan persaingan ketat industri perbankan serta maraknya usaha pembiayaan berbasis digital.
“Dalam penyaluran kredit, misalnya, kami senantiasa berpatokan pada kajian sektor guideline dan assessment karakter perusahaan yang ketat untuk memastikan pemenuhan kewajiban oleh calon debitur. Kami juga berusaha menjaga komposisi portofolio segmen wholesale dan retail (bank only) yang saat ini di kisaran 65 persen dan 35 persen agar dapat memberikan return yang optimal,” ujarnya.
Selain itu, dia menjelaskan, portofolio perseroan (bank only) di segmen wholesale sampai dengan kuartal IV tahun 2019 mencapai Rp516,4 triliun atau tumbuh 9,3 persen YoY.
Sedangkan segmen retail sebesar Rp275,9 triliun, tumbuh 11,9 persen secara tahunan. Jika kredit korporasi menjadi penopang utama segmen wholesale dengan capaian Rp329,8 triliun, maka kredit mikro dan kredit konsumer menjadi andalan segmen retail dengan capaian masing-masing Rp123,0 triliun dan Rp94,3 triliun.
“Kredit korporasi kami tumbuh baik di kisaran 7,7 persen YoY dibanding tahun sebelumnya, sedangkan penyaluran kredit mikro naik 20,1 persen secara yoy. Sementara di kredit konsumer yang akhir tahun 2019 tumbuh 7,9 persen YoY, bisnis kartu kredit dan kredit kendaraan bermotor (auto loan) menjadi penyumbang terbesar dengan laju ekspansi masing-masing 20,1 persen YoY menjadi Rp13,8 triliun dan 9,6 persen YoY menjadi Rp34,6 triliun,” kata Royke
Advertisement