Sukses

Taspen Bentuk Unit Investasi Syariah di Semester I 2020

Pembentukan tersebut dengan melihat besarnya peluang pasar di Indonesia, di mana 90 persen penduduk Indonesia beragama islam.

Liputan6.com, Jakarta - PT Taspen (Persero) akan membentuk unit investasi syariah pada semester I-2020. Pembentukan tersebut dengan melihat besarnya peluang pasar di Indonesia, di mana 90 persen penduduk Indonesia beragama islam.

"Kita harapkan di semester I ini kita launching. Tujuan kita terutama 3 hal. Pertama, kita sadar betul dan paham bahwa mayoritas penduduk Indonesia lebih dari 90 persen itu umat muslim. Kita ingin memberikan opsi investasi yang lebih syariah," ujar Direktur Utama PT Taspen (Persero) A.N.S Kosasih di Gedung Taspen, Jakarta, Senin (27/1/2020).

Kedua, saat ini sudah ada beberapa kota nasabah Taspen yang telah menerapkan sistem keuangan berbasis syariah. Adapun dua kota tersebut antara lain Aceh dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Kalau kita lihat, Aceh dan NTB sudah menerapkan sistem keuangan syariah. Nah berkaca dari sana, jangan sampai orang mikir saya nggak bisa terima uang pensiunan karena tidak syariah. Oleh karena itu kita mau supaya itu bisa diakomodir," paparnya.

Ketiga, investasi syariah cocok untuk investasi jangka panjang dan tidak mudah goyah. Meski demikian, imbal hasil yang diperoleh tidak sebesar investasi pada umumnya atau konvensional.

"Kalau melonjak tidak setinggi (investasi) yang bukan syariah. Tapi kalau pun dia turun tidak sedalam non-syariah. Jadi lebih stabil untuk main jangka panjang dan lebih bagus kalau syariah," tandas Dirut Taspen.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Dirut Taspen Klaim Investasi Perusahaan Aman

Direktur Utama PT Taspen (Persero) A.N.S Kosasih menyatakan strategi dan kebijakan Taspen dalam mengelola investasi dijamin aman dan prudent.

Menurutnya, perusahaan selalu melakukan investasi dengan prudent, berhati-hati dan aman dengan memperhitungkan tingkat risiko, kondisi pasar, likuiditas, imbal hasil dan pencadangan yang konservatif demi kesejahteraan peserta.

"Di tengah kondisi pasar yang sangat volatile, kami selalu menerapkan prinsip kehati-hatian dan memprioritaskan keamanan investasi untuk mencapai manfaat yang optimal bagi para peserta. Hal tersebut menyebabkan kami berhasil mencatatkan kinerja yang positif sepanjang tahun 2019," ujar Kosasih di Menara Taspen, Senin (27/1/2020).

Lanjut Kosasih, mayoritas investasi ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap (fixed income), yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2 persen dari total portofolio.

Kemudian, porsi investasi di surat utang atau obligasi sebesar 67,5 persen, di mana sebagian besar merupakan obligasi pemerintah dan deposito 18,7 persen di mana sebagian besar ditempatkan di bank BUMN.

Sisanya berupa investasi langsung sebesar 2,2 persen, saham 4,9 persen, dan reksa dana 6,7 persen. Porsi reksadana saham perusahaan ialah 1,3 persen dengan seleksi pemilihan Manajer Investasi yang sangat ketat.

"Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada surat utang negara maupun obligasi korporasi dengan fundamental yang kuat, dengan tingkat risiko yang sangat rendah namun tetap memberikan imbal hasil yang baik," tutur Kosasih.