Liputan6.com, Jakarta - Analis Bursa sekaligus Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, menilai kinerja pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin (Jokowi-Ma'ruf) dalam 100 hari pertamanya telah memberikan dampak yang sangat baik terhadap kegiatan perdagangan di pasar modal Indonesia.
Menurut Ibrahim, ambisi Jokowi yang ingin membawa banyak perubahan dalam kabinet kerjanya telah memberikan kepercayaan diri yang sangat besar kepada pihak investor.
"Jokowi kan ingin banyak mereformasi, bawa banyak perubahan. Itu positif, sangat positif pengaruhnya untuk investor dan penanam modal," ungkap dia dalam sambungan telepon kepada Liputan6.com, Jumat (31/1/2020).
Advertisement
Sebagai catatan, masa kerja Jokowi-Ma'ruf dalam 100 hari pertamanya dipenuhi berbagai kasus. Salah satunya bersih-bersih jajaran direksi beberapa perusahaan milik negara.
Baca Juga
Namun, Ibrahim menganggap perombakan yang dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir tersebut justru memberikan perspektif positif pada banyak investor. Terlebih langkah itu diterapkan pada sejumlah perusahaan pelat merah besar seperti Garuda Indonesia dan Pertamina.
Tak hanya itu, insiden gagal bayar klaim oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan Asabri juga turut memberi catatan tersendiri bagi Jokowi-Ma'ruf. Terlebih kasus tersebut ikut mengangkat ramainya isu saham gorengan di tengah publik.
Akan tetapi, Ibrahim memandang peristiwa itu tidak serta merta membuat para investor menghentikan aliran dananya dalam beraktivitas di pasar modal.
"Di sisi lain kondisi perekonomian dunia memang lagi enggak bagus, jadi semuanya memang terdampak. Tapi investor kita sudah mengerti bagaimana tidak terjerumus di investasi bodong seperti itu," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Tak Ada Target 100 Hari Kerja
Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengumumkan dan melantik jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. Berbeda dari periode sebelumnya, Jokowi kali ini tak memasang target 100 hari kerja.
"Enggak ada target 100 hari, kita ini melanjutkan yang sebelumnya," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu (23/10/2019).
Jokowi mengatakan bahwa di periode kedua, pemerintahannya akan menitikberatkan defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, serta membuka lapangan pekerjaan. Jokowi ingin menarik investor asing sebanyak mungkin sehingga muncul peluang kerja yang seluas-luasnya.
"Kemudian juga reformasi birokrasi. Reformasi dilakukan secara konkret. Hal-hal yang ruwet, yang disederhanakan. Kemudian tentu saja prioritas utama kita 5 tahun ke depan pembangunan SDM," jelasnya.
Seperti diketahui, totalnya ada 4 menteri koordinator, 30 menteri teknis, dan empat pejabat setingkat menteri yang dilantik Jokowi.
Tercatat ada tiga kementerian yang berubah nomenklatur, salah satunya Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman berubah menjadi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Selain itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi juga berubah menjadi Kementerian Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional. Kementerian Pariwisata juga berganti sebagai Kementerian Pariwisata dan Ekonomi.Â
Advertisement