Sukses

McDonald Bantu Perangi Virus Corona

McDonald ikut bantu memeriksa pelanggan dan memberikan makanan gratis kepada dokter dan perawat untuk membantu memerangi penyebaran virus Corona Wuhan di China.

Liputan6.com, Jakarta - McDonald ikut bantu memeriksa pelanggan dan memberikan makanan gratis kepada dokter dan perawat yang memerangi penyebaran virus Corona di Wuhan China.

CEO McDonald, Christopher Kempczinski, mengatakan bahwa restoran makanan cepat saji itu telah mengerahkan satuan tugas pencegahan dan pengendalian epidemi yang bekerja sama dengan otoritas China untuk memerangi virus mematikan tersebut.

"Ini segalanya mulai dari menggunakan dapur kami untuk membantu menyediakan makanan bagi petugas kesehatan di rumah sakit, hingga memberikan pemeriksaan medis bagi pelanggan yang datang ke beberapa restoran kami," kata Kempczinski dikutip dari Business Insider, Sabtu (1/2/2020).

Virus Corona telah menginfeksi lebih dari 7.700 orang, membunuh 170 orang, dan menyebar ke setidaknya 20 negara termasuk AS, Jerman, India, Uni Emirat Arab, dan Filipina.

World Health Organization (WHO) menyatakan keprihatinan besar pada virus ini karena telah menyebar sampai keluar China, dan membuat keadaan menjadi darurat global.

McDonald memberikan pernyataan kepada Business Insider bahwa mereka telah mengarahkan semua restorannya di China untuk memeriksa suhu tubuh karyawan dan mengirim pulang siapa pun dengan gejala pilek atau demam.

Perusahaan sementara waktu menutup semua restorannya di wilayah Hubei China, pusat epidemi Corona. Namun, ia menambahkan bahwa 3.000 restoran McDonald lainnya di negara ini tetap buka.

 

2 dari 2 halaman

9 Persen di China

Sementara 9 persen dari semua restoran McDonald di seluruh dunia berlokasi di Cina. Negara ini hanya menyumbang 4 persen hingga 5 persen dari penjualan global dan sekitar 3 persen dari pendapatan operasional.

Pembuat Big Mac dan McFlurry menghasilkan lebih dari USD 100 miliar dalam penjualan global untuk pertama kalinya pada 2019. Penjualan di toko yang sama naik sebesar 5,9 persen sampai kenaikan paling tajam dalam satu dekade karena meningkatkan laba bersih sebesar 4 persen dan mengabaikan pergerakan mata uang.

 

Reporter : Helena Yupita