Sukses

Dana Kelolaan PNM Investment Management Melonjak 58 Persen di 2019

Hingga akhir 2019, PNM Investment Management membukukan laba bersih sebesar Rp 19,4 miliar atau meningkat sekitar 35 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah kondisi pasar modal yang tumbuh moderat, pada tahun 2019 PT PNM Investment Management (PNM IM) berhasil membukukan pertumbuhan kinerja usaha maupun dana kelolaan yang cukup signifikan.

Hingga akhir 2019, Perseroan mampu membukukan total dana kelolaan atau asset under management (AUM) sebesar Rp 13,6 triliun atau naik 58 persen dibandingkan posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 8,56 triliun.

Kinerja pertumbuhan ini berhasil melampaui kenaikan dana kelolaan industri reksa dana yang tercatat kurang dari 7 persen menjadi Rp 542 triliun pada 2019.

Direktur Investasi PNM IM Solahudin mengatakan, dari total nilai AUM tersebut, pada tahun lalu dana kelolaan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) mengalami pertumbuhan paling tinggi sekitar 73,7 persen menjadi Rp 6,01 triliun dan jenis terproteksi naik sekitar 49 persen menjadi Rp 1,91 triliun.

Demikian pula, dana kelolaan reksa dana jenis open-end juga meningkat sekitar 41 persen menjadi Rp 4,37 triliun.

Menurutnya, kenaikan dana kelolaan tersebut disumbang terutama oleh terbitnya produk-produk reksa dana baru baik jenis reksa dana penyertaan terbatas maupun jenis open-end khususnya jenis pasar uang. Tercatat sepanjang 2019 Perseroan meluncurkan sebanyak 20 produk baru.

"Tahun lalu PNM IM cukup agresif menerbitkan produk baru. Bukan hanya pada penerbitan produk RDPT, namun kita juga mulai masuk pada produk-produk alternatif seperti reksa dana ETF,” katanya dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/2/2020). 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Komitmen

Direktur Utama PNM Investment Management Bambang Siswaji menjelaskan, tingginya kontribusi produk RDPT ini memang sejalan dengan misi Perseroan yang ingin terus menjembatani pasar modal dengan sektor riil.

Bahkan, selama ini Perseroan tetap fokus membantu pengembangan pembiayaan sektor riil unggulan yang berorientasi ekspor dan sektor UMKM.

Apalagi, kebutuhan pembiayaan bagi sektor riil diperkirakan masih akan tetap tinggi. Hal ini disebabkan perusahaan sektor riil akan semakin didorong melakukan ekspansi usaha seiring dengan membaiknya prospek perekonomian nasional.

"Sebagai anak usaha salah satu BUMN, PNM Investment selama ini terus berkomitmen untuk membantu Pemerintah dengan membantu pembiayaan di pasar modal bagi pengembangan sektor riil," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Laba Bersih

Direktur Operasional dan Keuangan PNM IM Ade S. Djajanegara mengatakan, pertumbuhan dana kelolaan tersebut mendorong Perseroan membukukan kinerja usaha yang cukup menggembirakan. Hingga akhir 2019, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 19,4 miliar atau meningkat sekitar 35 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 14,4 miliar.

"Capaian kinerja tahun 2019 itu membuktikan strategi bisnis yang tepat dan ini menjadi pijakan yang kuat bagi Perseroan untuk semakin memacu kinerja yang lebih baik ke depan. Kami optimistis seiring kondisi pasar yang akan lebih baik pada tahun ini," jelasnya.

Untuk tahun 2020 ini, Perseroan masih akan tetap melakukan ekspansi bisnis. Untuk meningkatkan AUM, perseroan akan mengembangkan produk-produk unggulan dan inovasi produk seperti ETF, KIK-EBA dan DINFRA.

Selain itu, perseroan juga akan melakukan perluasan pasar dengan mengembangkan distribusi layanan di beberapa kota besar di Indonesia. Sehingga, diharapkan total dana kelolaan PNM IM tahun ini bisa meningkat sekitar 20 persen dibanding tahun lalu.

“Di tahun 2019 setelah berhasil mempertahankan sertifikasi ISO 9001, PNM IM selanjutnya akan menempuh sertifikasi ISO 27001 terkait keamanan sistem teknologi informasi sebagai upaya antisipasi berkembangnya transaksi online,” kata Ade.