Sukses

Mentan dan Mendag Kompak Bakal Tekan Impor Pangan

Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin dalam menekan impor pangan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pihaknya dan menteri perdagangan, akan selalu bekerjasama dalam memantau keadaan bahan pokok (bapok).

Tidak hanya itu, keduanya kompak bakal langsung bertindak cepat jika terjadi suatu kondisi yang berkaitan dengan pasokan bapok di pasar-pasar di Indonesia.

"Kita lihat bersama, ini kesepakatan kami antar menteri perdagangan dan Menteri Pertanian selalu bersama-sama dalam situasi apa saja, dalam mengurus kepentingan negara sesuai petunjuk bapak presiden. Hari ini kita lihat dan ternyata isu-isu, katakanlah terhadap kenaikan bawang putih dan cabai kami langsung check," ujar Syahrul saat melakukan kunjungan ke Pasar Senen,  memantau harga bapok di Pasar Senen, Jakarta, Senin (3/2/2020).

Tindakan cepat yang dilakukannya yakni juga terkait penurunan harga telur dan lain-lain, serta terkait terkait rantai pasok (supply and chain) dan ketersediaan distribusi dan lainnya.

Sementara itu, mentan memaparkan alasan harga cabai naik di pulau Jawa, yakni dikarenakan dampak musim kemarau yang panjang, kemudian dilanjutkan dengan musim hujan. Sehingga hal itu mempengaruhi proses penanaman.

"Kalau cabe agak naik sekarang itu karena kemarau yang panjang kemarin, dan banjir. Sehingga Jawa terjadi delay penanaman, karena itu hasilnya juga akan dimulai sampai Februari akhir," jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Kalimantan dan Sulawesi Panen

Namun, menurutnya hal berbeda terjadi di Kalimantan dan Sulawesi panen seperti biasanya. Sehingga  pihaknya langsung berkoordinasi dengan kementerian perdagangan, untuk membantu pasokan cabai ke pulau 

"Di Kalimantan dan Sulawesi sementara panen, karena itu suplai didekatkan ke sini, kami laporkan ke Kementerian perdagangan," ungkapnya. Meskipun adanya kenaikan harga cabai, Mentan tetap berusaha untuk memasok bapok, agar tidak terjadi kekosongan.

Terkait proses transportasi pasokan, Menteri Syahrul akan meningkatkan pasokan melalui transportasi udara, karena memang sebelumnya hal itu dilakukan melalui laut.

Selain itu, dirinya juga akan bekerjasama dengan kementerian perhubungan dan Kementerian terkait untuk bisa memfasilitasi proses pasokan.

"Soalnya ada di hilir bagaimana transportasi laut kita tingkatkan menjadi transportasi udara, dan kami sudah sepakat untuk membicarakan dengan Kementerian Perhubungan, dan lain-lain yang bisa untuk bisa memfasilitasi," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Tekan Impor

Selain itu, pihaknya saat ini sedang menekan bapok impor. Dengan mengupayakan saling pasok. Misalnya di Jawa Barat kekurangan pasok bapok, maka pihaknya akan memasok dari daerah lain, begitupun selanjutnya.

"Kalau tidak Nanti cabai yang ada di Jawa Barat pasar nya juga akan bersoal, Jawa timur panen, karena itu kita ambil pasoknya yang jauh itu dari Sulawesi, ada juga dari Kalimantan Selatan, dan itu yang kita intervensi hari ini," ungkapnya.

Ia pun mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan intervensi melalui kapal laut dan sekarang sudah mencoba pakai pesawat.

"Gini, intervensinya kan pakai kapal laut sekarang sudah pakai pesawat. Berarti ada permainan yang menunggu sekian lama sehingga terjadi lonjakan lonjakan, ini biasa supply and demand bermain seperti itu," jelasnya.  Begitupun dengan bapok lainnya, seperti bawang putih.

Sementara itu, Menteri Syahrul akan melakukan impor apabila produksi bapok sudah tidak bisa lagi memasok. "Sudah produksi tapi tidak cukup, oleh karena itu impor dilakukan setelah panen nasional dilakukan, memang ada gejolak sedikit karena kekhawatiran pedagang dan lain-lain," pungkasnya.