Sukses

Ongkos Impor Bawang Putih dari Negara Selain China Mahal

Kenaikan harga bawang putih saat ini bukan hanya terjadi akibat virus corona saja.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menghentikan impor beberapa produk dari China guna mengantisipasi penyebaran Virus Corona yang tengah menjangkiti Tanah Tiongkok. Walhasil hal ini menyebabkan naiknya beberapa harga bahan pangan di pasar dalam negeri, salah satunya bawang putih.

Menyiasati hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) berencana menyiapkan alternatif negara asal impor bawang putih guna mengantisipasi penyebaran Corona, meskipun penularan virus dinilai tidak bisa terjadi lewat komoditas holtikultura.

Ketua Perkumpulan Pengusaha Bawang Nusantara (PPBN) Mulyadi sepakat jika pemerintah mau mengimpor bawang putih dari negara lain, semisal India, Mesir atau Selandia Baru. Namun, ia menggarisbawahi hal itu akan menambah biaya produksi lantaran harga di negara-negara tersebut lebih mahal, dan secara kualitas masih lebih bagus dari China dengan ongkos lebih terjangkau.

"Apabila nanti kebijakan itu yang diambil oleh Kementan, maka tentu harga tetap tinggi karena biaya produksi tinggi. Otomatis masyarakat juga jadi korbannya," ujar Mulyadi kepada Liputan6.com, Kamis (6/2/2020).

"Namun kami tetap support apa yang terbaik menurut Kementan. Hanya saja kami berharap agar dicari problem pokok dari ketidakstabilan harga bawang putih yang terus menerus terjadi setiap tahun ini," tambahnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bukan Hanya karena Corona

Lebih lanjut, Mulyadi memaparkan bahwa kenaikan harga bawang putih saat ini bukan hanya terjadi akibat virus corona saja, tapi merupakan akumulasi dari beberapa faktor. Pertama, yakni Kementan sejak Desember 2019 lalu belum menerbitkan adanya kebijakan Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH).

Kedua, ketatnya importasi bawang putih dengan mewajibkan pelaku usaha menanam bawang putih di dalam negeri sebesar 5 persen dari volume impor. Beberapa faktor tersebut disebutnya menyebabkan harga bawang putih terus tidak stabil sejak 2017.

"Virus corona memang benar terjadi di China, hanya saja kalau virus corona dijadikan penyebab utama atas kenaikan bawang putih itu tidak bijaksana," imbuh Mulyadi.