Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hariyadi Sukamdani, mengatakan pihaknya optimis pertumbuhan ekonomi tahun 2020 akan alami peningkatan. Namun dengan meunculnya masalah virus corona sangat berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, apalagi sektor pariwisata.
Hal itu ia sampaikan dalam acara Business Gathering 'Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy 2020' di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Jumat (7/2/2020).
Baca Juga
"Situasi hari ini tidak mudah, kami mencoba suasana lebih semangat, optimis, baru aja Imlek eh ada masalah virus korona. Ini membuat kelimpungan. Kebetulan sektor saya pariwisata, kerasa banget," kata Haryadi.
Advertisement
Ia mengungkapkan misalnya penerbangan pariwisata ke Bali menurun. Hal ini dikarenakna dari jumlah 40 ribu penginapan (room night) yang tersedia, tapi banyak yang membatalkan hingga 20 ribu pax pesanan penginapan batal.
Selain itu, Haryadi juga melihat dampak lainnya ke sektor impor dan ekspor, misalnya ekspor ikan. "Lifestock terganggu semua, ini hati-hati menghadapi masalah seperti ini. Kita harus hati-hati juga, menghadapi situasi seperti ini," ujarnya.
Sebelumnya, ia tidak mengira kalau virus corona akan menyebar dengan sangat cepat. Maka dari itu, menurutnya harus bangun kerjasama erat di antara pihak yang terkait.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ancaman Serius
Haryadi pun mengkhawatirkan jika masalah virus corona masih berlanjut hingga akhir Februari tahun 2020, maka masalah virus itu menjadi serius. "Kita belum pernah menghadapi situasi seperti hal ini, untungnya situasinya saat low season (masa liburan yang sepi yakni Januari-April)," ungkapnya.
Tapi ia pun memandang positif dengan diberhentikanya akses ke luar negeri, baik warga Indonesia yang dilarang ke China, maupun warga China yang berhentikan sementara, akibat virus korona ini.
"Turis yang lain ikut-ikutan mengurangi kepergiannya. Tapi sekarang jadi ada bagusnya juga, daripada keluar mending ke dalam negeri aja, yang lewat perusahaan tur kita mau kampanye domestik travelernya, karena posisinya kita tidak keluar, dan orang luar juga tidak masuk, mendingan wisata di dalam negeri saja," ungkapnya.
Dirinya pun kini sedang berusaha untuk menurunkan harga tiket perjalanan domestik. Hal itu bertujuan untuk mendorong supaya warga Indonesia giat melakukan pariwisata dalam negeri.
Tambahnya, dengan melihat situasi dampak virus corona, Haryadi menilai hal itu menarik untuk melihat bagaimana outlook perekenomian dan kebijakan fiskal Indonesia di tahun 2020 ini. "Maka jadi menarik outlooknya gimana, fiskal policy, omnibus juga," ujarnya.
Â
Advertisement
Omnibus Law
Sementara itu, terkait omnibus law saat ini ia menyampaikan bahwa omnibus law cukup progresif. Namun, ia belum tahu akan seperti apa jadinya nanti realisasinya kepada masyarakat.
"Saya dan pak Rosan (Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN)), mengikuti ini memberikan suatu harapan yang besar, tapi belum tau realisasinya seperti apa. Dalam kesempatan ini kami ingin mengajak bersama-sama kita memberikan dukungan positif terhadap omnibus law, meskipun banyak pihak yang skeptis, dan meragukan yang memandang ini gak bisa berhasil," ungkapnya.
Kendati begitu, Haryadi belum tahu perjalanan selesainya omnibus law di DPR sampai kapan. Namun, ia optimis tahun 2020 ini memiliki tantangan yang cukup besar. Karena banyak ketidakpastian yang di alami oleh pemerintahan Indonesia.
"Tapi selama kita bisa bersatu untuk memperkuat kekuatan kita sendiri, kita akan lebih baik," pungkasnya.