Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia mencatat inflasi di pekan pertama bulan Februari sebesar 0,23 persen month to month atau secara year to year 2,94 persen. Angka ini meningkat jika dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,68 persen.
"Meningkat jika dibandingkan dengan angka (inflasi) Januari 2,68 persen," kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo di Komplek Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (7/1).
Beberapa indikator penyumbang inflasi masih terjaga. Terutama di sektor bahan pangan. Komoditas yang masih menyumbang inflasi diantaranya cabai, bawang, dan beberapa indikator terkait rokok dan minyak goreng.
Advertisement
"Kami masih cukup yakin inflasi masih kita jaga range kita yang ada 3 persen plus minus satu persen," sambung Dodi.
Baca Juga
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,02 persen. Melihat ini Dodi menyebut terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi jika dibandingkan dengan tahun 2018 sebesar 5,17 persen.
"Artinya ada beberapa faktor yang memengaruhi perlambatan," kata Dodi.
Meski begitu faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi masih disokong oleh barang konsumsi rumah tangga. Pertumbuhannya relatif berkisar diangka 5,05 persen. Sedangkan tahun lalu pada 2018 diangka 5,05 persen.
Artinya, salah satu faktor utama ekonomi Indonesia tetap tumbuh yaitu daya beli masyarakat yang masih terjaga. Satu sisi ada keyakinan konsumen ini menjaga konsumsi.
Reporter:Â Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investasi Bangunan
Sementara itu investasi bangunan mengalami penurunan. Tahun ini tumbuhnya memang relatif tidak begitu berbeda. Saat ini pertumbuhan di tahun 2019 sebesar 9,1 persen. Sedangkan di tahun 2018 angkanya mencapai 10,6 persen.
"Karena ini sangat terkait dengan proyek strategis pemerintah," kata Dodi.
"Jadi, domestik demand menjadi faktor pertumbuhan ekonomi di 2019 yang lalu," sambungnya.
Untuk itu Bank Indonesia dan pemerintah terus berkoordinasi dan bersinergi mendorong sektor riil. Dengan begitu investasi akan tumbuh. Diperkirakan prospek global pada semester kedua akan lebih baik dan mendorong ekspor Indonesia.
"Dengan demikian tentunya kita masih cukup optimis untuk ekonomi 2020 di kisaran 5,1-5,5 persen," kata Dodi.
Advertisement