Sukses

Penampakan Jembatan Sei Alalak, Jalur Penghubung Utama Kota Banjarmasin

Jembatan Sei Alalak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan proyek yang dirancang dengan menggunakan cable-stayed dan struktur jembatan lengkung pertama di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Jembatan Sei Alalak di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) merupakan proyek yang dirancang dengan menggunakan cable-stayed dan struktur jembatan lengkung pertama di Indonesia. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan jembatan ini rampung pada akhir 2020.

Proses pembangunan jembatan Sei Alalak Kalimantan Selatan

Konstruksi jembatan ini memiliki panjang dengan total 850 meter dengn lebar 20 meter yang berisi 4 lajur dua arah.

Proses pembangunan jembatan Sei Alalak Kalimantan Selatan

Jembatan Sei Alalak ini akan menggantikan Jembatan Kayu Tangi 1 yang telah berusia sekitar 30 tahun dan menjadi jalur utama yang menghubungkan Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

 Proses pembangunan jembatan Sei Alalak Kalimantan Selatan

Proses pekerjaan Jembatan Sei Alalak mengunakan dana dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp 278 miliar dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk-PT Pandji (Kerja Sama Operasi/KSO) dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears).

Proses pembangunan jembatan Sei Alalak Kalimantan Selatan

 

Reporter : Helena Yupita

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Pemerintah Ajak 4 Perusahaan Batu Bara Garap Proyek Jembatan di Kalsel

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Corporate Social Responsibility (CSR) pembangunan tiga overpass dan satu jembatan dengan empat perusahaan batu bara yang melintasi ruas jalan nasional Marabahan–Margasari di Kalimantan Selatan (Kalsel).

Perjanjian kerja sama ini telah dilaksanakan sejak 2017 dengan total biaya pembangunan sebesar Rp 189 miliar.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jembatan dengan skema CSR dapat menjadi model baru pembiayaan infrasfruktur terutama di bidang jalan dan jembatan. Keberadaan jembatan dan overpass tersebut diharapkan dapat mendukung kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat setempat

"Selama saya jadi Menteri baru pertama kali saya resmikan sarana dan prasarana di jalan nasional yang dibangun oleh pengusaha melalui program CSR. Biasanya pembangunan jembatan menggunakan APBN atau KPBU. Jadi ini program yang patut kita apresiasi dan bisa dijadikan model," kata Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Senin (10/2/2020).

Jembatan Sei Puting dibangun dengan dana CSR PT Antang Gunung Meratus, mencakup pelebaran penampang kanal untuk perlintasan kapal angkut batu bara. Biaya pembangunannya sebesar Rp 66,5 miliar dengan masa pelaksanaan 540 hari kalender sejak kontrak 18 April 2018. Pengerjaan konstruksinya terdiri dari pile slab (300 m), gelagar beton (31,46 m), dan rangka baja (61,4 m).

Sebelum ada jembatan tersebut, dua kabupaten yang berbatasan yakni Tapin dan Barito Kuala terpisahkan oleh sungai dan hanya bisa dilewati menggunakan perahu.

"Mudah-mudahan tidak hanya menghubungkan dua kabupaten, tapi juga menyambungkan hati antara masyarakat dan perusahaan yang beroperasi di kawasan ini," ujar Menteri Basuki.

Bupati Tapin Muhammad Arifin Arpan mengapresiasi Kementerian PUPR dan para 4 perusahaan tambang yang membangun jembatan serta overpass, sehingga akses masyarakat Kabupaten Tapin semakin terbuka.

"Kami sebelumnya untuk menyeberang menggunakan (kapal) feri. Dengan adanya jembatan ini bisa menguhubungkan 2 kabupaten. Sebelumnya, masyarakat kabupaten Tapin merasa terasingkan," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Detail Proyek

Total panjang pembangunan overpass dan jembatan sepanjang 1,507 meter, meliputi overpass PT Talenta Bumi sepanjang 393,3 meter di Km 46,9, overpass PT Binuang Mitra Bersama sepanjang 364,51 meter di Km 54, overpass PT Hasnur Jaya International sepanjang 357,12 meter di Km 60, dan jembatan PT. Antang Gunung Meratus sepanjang 392,8 meter di Km 61.9.

Masa pelaksanaan pekerjaan overpass PT Talenta Bumi 300 hari kalender sejak tanggal kontrak 24 Agustus 2017 dengan nilai Rp 36,4 miliar. Pengerjaan konstruksinya terdiri dari pembangunan jalan pendekat atau oprit sepanjang 193,6 meter, pile slab (168 m), dan gelagar beton (31,7 m).

Selanjutnya, pembangunan overpass PT Binuang Mitra Bersama menelan biaya Rp 41,7 miliar dengan masa pelaksanaan 245 hari kalender sejak kontrak 6 Juni 2018. Konstruksinya terdiri dari oprit (189 m), pile slab (144 m), dan gelagar baja (31,5 m).

Sedangkan overpass PT Hasnur Jaya International sepanjang 357,1 meter dengan biaya Rp 35,4 miliar. Pengerjaannya terdiri dari oprit (179,8 m), pile slab (146,5 m), dan gelagar beton (30,8 m) dengan masa pelaksanaan 300 hari kalender sejak 13 Juli 2017.Â