Sukses

PGN Komitmen Jaga Kesehatan Perusahaan Meski Harga Gas Dipaksa Turun

PGN berkomitmen menerapkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 yaitu menurunkan harga gas sebesar USD 6 per MMBTU.

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk berupaya akan menjaga perusahaannya tetap sehat. Meski harga gas pada tingkat konsumen akan turun menjadi USD 6 per MMBTU.

Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, sebelum menerapkan penerunan harga gas industri menjadi USD 6‎ per MMBTU, PGN terus melaukan diskusi dengan Kementerian ESDM terkait mekanisme penuruana harga gas.

"Setelah itu PGN melaksanakan keputusan tersebut. Jadi dalam hal ini, kami konsultasi dengan ESDM dan berdiskusi dan kasih data yang diminta. Kami masih nunggu ESDM," kata Gigih, dikutip Selasa (11/2/2020).

Menurut Gigih, PGN berkomitmen menerapkan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 yaitu menurunkan harga gas sebesar USD 6 per MMBTU. Di sisi lain PGN akan tetap menjaga keuangan perusahaannya sehat dan untung meski harga akan turun menjadi USD ‎6 per MMBTU.

"Kami bersama sama untuk menerapkan perpres ini. Kami mengupayakan PGN tetap sehat dan profit yang cukup untuk melakukan penugasan," tuturnya.

Untuk menurunkan harga gas menjadi USD 6 per MMBTU sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016, mekanisme prosesnya dari Kementerian Perindustrian untuk menentukan yang berhak, kemudian dikaji Kementerian ESDM untuk mengeluarkan rekomendasi.

"Lalu ESDM mengambil keputusan untuk menerapkan 6 dolar," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

PGN Bakal Kembangkan Bisnis Baru di 2020

PT Perusahaan Gas Negara (PGN) berkomitmen mendukung pemanfaatan gas dalam negeri atau Domestic Market Obligation (DMO) dan pembangunan infrastruktur. Langkah ini seiring dengan pertumbuhan kebutuhan gas bumi serta sebagai komitmen dan dukungan penuh terhadap pertumbuhan industri nasional.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan, pada 2020, PGN akan berupaya keras untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pada seluruh kegiatan operasi. Selain DMO gas untuk menjawab solusi pasokan gas yang berkelanjutan, PGN juga akan mengelola bisnis gas bumi secara terintegrasi pada jaringan gas konvesional termasuk non pipa CNG dan LNG.

Saat ini, PGN sebagai sub-holding gas telah mengelola 96 persen infrastruktur gas bumi, dengan ekspektasi Pemerintah supaya harga gas lebih murah dan efisien.

“Dari hasil diskusi dengan pemerintah, PGN akan mengembangkan bisnis-bisnis baru. DMO Gas menjadi salah satu solusi untuk menjaga pertumbuhan industri nasional, yang tentunya dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder secara jangka panjang yaitu pemerintah dan investasi hulu yang menarik,” kata Gigih, di Jakarta, Selasa (7/1/2019).

PGN telah bersiap untuk mengembangkan infrastruktur gas secara masif baik pada 2020 maupun dalam jangka pendek menengah. Pertama, PGN berupaya untuk meningkatan perluasan pembangunan jaringan transmisi Gresik-Semarang dengan panjang 272 km.

Sedangkan untuk pembangunan jaringan distribusi gas bumi, ditargetkan lebih dari 180 km, dengan rincian di Jawa ± 60 km dan di Sumatera ± 120 km. Target tersebut akan semakin mendekatkan visi menyatukan infrastruktur pipa trans Sumatera dan Jawa.

“Jawa Timur menjadi salah satu concern PGN. Agar bisa memberikan dampak yang makin massif, pemanfaatan gas melalui layanan yang terintegrasi, PGN akan mengembangkan terminal LNG Teluk Lamong dengan kapasitas 40 BBTUD. Termasuk bisnis LNG filling di Teluk Lamong dengan kapasitas 10 BBUTD untuk wilayah baru yang belum terjangkau infrastruktur pipa di sejumlah kota di Jawa Timur Bagian Selatan, Barat, dan Timur,” papar Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.

3 dari 3 halaman

Jargas dan Gasifikasi

Selain itu, secara massif, PGN juga akan melaksanakan pembangunan Jargas Rumah Tangga, dengan dana APBN sebanyak 266.070 sambungan di 49 Kabupaten Kota. Pembangunan ini ditargetkan dapat memberikan efisiensi untuk pelanggan rumah tangga, mengurangi beban subsidi, dan mengurangi impor Liqufied Petroleum Gas (LPG) sekitar 0.24 Juta ton.

Rachmat menambahkan, PGN juga akan membangun Jargas Mandiri di 16 Kabupaten Kota sebanyak 633.930 sambungan rumah tangga (SR), dengan perincian pada tahun 2020 sebanyak 50.000 SR dan sisanya 583.930 SR akan dikembangkan pada tahun 2021.

Tak berhenti sampai disitu, pada program tahun 2020 akan dilakukan gasifikasi Kilang Pertamina. Terutama untuk Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan dengan volume 47 Bbtud sehingga dapat mengefisiensi bahan bakar kilang Pertamina dan produk turunannya.

“Yang sudah dilakukan 2019 yaitu Kilang Balongan. Sekarang sudah menggunakan gas, pipa PGN dan Pertagas telah disinkronkan sehingga bisa menyalurkan gas sekitar 20 Bbtud,” ungkap Rachmat.