Liputan6.com, Jakarta - Hingga saat ini Pelabuhan Tanjung Priok masih steril dari penyebaran Virus Corona. Meskipun tercatat nol kasus, PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) atau IPC meningkatkan kewaspadaan dan memperketat prosedur penanganan masuknya kapal barang maupun penumpang dari luar negeri, khususnya dari China.
“Kapal dari China harus dikarantina dulu sebelum masuk ke dermaga. Kapal itu baru bisa masuk dan melakukan bongkar muat di dermaga jika sudah ada kepastian bahwa kapal berikut awaknya itu steril dari Virus Corona,” tegas Direktur Operasional IPC, Prasetyadi, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (12/2/2020).
Berdasarkan data di Pelabuhan Tanjung Priok, dalam satu bulan rata-rata ada 20-an kapal dari China yang masuk dan melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok.
Advertisement
Prasetyadi menjelaskan, IPC terus berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) untuk melakukan upaya antisipasi masuknya Virus Corona melalui pelabuhan.
Di terminal penumpang, pemantauan dengan menggunakan Thermal Detector diperketat, terutama terhadap penumpang dari China dan negara-negara yang memiliki catatan kasus Corona.
“Kami sangat prihatin atas penyebaran Virus Corona, dan berharap masalah ini bisa segera teratasi."
Dia menambahkan, sejak Januari lalu, IPC mewajibkan seluruh staf operasional lini terdepan (frontline) di semua pelabuhan yang dikelola IPC untuk mengenakan masker N95 sebagai masker standar pencegahan Virus Corona.
“Memang ada penambahan prosedur operasional di lapangan. Tetapi hal ini harus dilakukan untuk memperkecil risiko penularan,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Virus Corona Ancam Ganggu Ekspor Indonesia Sektor Minerba
Sebelumnya, Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan belum menerima laporan terkait dampak virus corona yang menggangu ekspor-impor di sektor batu bara. Namun, hal itu bisa saja terjadi di sektor energi.
"Kalau tembaga mungkin sudah ada pengaruhya," kata Bambang di Komplek DPR MPR RI, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Meski begitu, Bambang tidak mengetahui seberapa besar dampak dari virus corona terhadap kegiatan perdagangan Indonesia-China di sektor energi dan minerba. Sebab, hingga kini belum ada pengusaha batu bara yang melapor atau mengeluh.
"Belum ada, mudah-mudahan jangan ada,"kata Bambang.
Dia melanjutkan, ekspor mineral Indonesia ke China termasuk yang paling besar dan berpengaruh. Namun, dia enggan membeberkan jumlah pasti ekspor minerba ke negeri tirai bambu itu.
"Angkanya saya enggak tahu pasti, tapi yang jelas China termasuk yang besar, India juga," kata Bambang.
Bambang menjelaskan, sudah hampir sebulan virus corona menyebar. Meski belum ada dampaknya bagi sektor minerba, namun jika hal ini berlangsung lama, dia memperkirakan akan berpengaruh terhadap sektor ini.
Advertisement