Sukses

Sibana, Inovasi Digital Cegah Polemik di Industri Baja

Sibana sebagai sebuah sistem yang ada di dalam SIINAS (Sistem Infomasi Industri Nasional), akan melakukan integrasi terhadap basis data spesifikasi dari produk-produk baja.

Liputan6.com, Jakarta - Kementrian Perindustrian rancang sistem Baja Nasional (Sibana) untuk ciptakan transparansi pada jalur supply-demand industri baja nasional.

Sibana sebagai sebuah sistem yang ada di dalam SIINAS (Sistem Infomasi Industri Nasional), akan melakukan integrasi terhadap basis data spesifikasi dari produk-produk baja.

"Fungsi Sibana ini sebetulnya sebagai sebuah clearing house, di sana ada filtering, updating data dan sebagainya." kata Mentri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di kantornya pada Rabu (12/02/2020).

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Harjanto menjelaskan bahwa, seringkali pihak yang membutuhkan baja dengan jenis tertentu tidak mengetahui bahwa produk tersebut sudah diproduksi di dalam negeri. Untuk itu, Sibana hadir sebagai pusat data supply sekaligus demand baja dalam negeri.

"Saya sudah mendata sekitar 5.000 jenis spek produk untuk Sibana. Itu kan banyak" ujarnya.

Dengan Sibana, Harjanto berharap sosialisasi produk dalam negeri lebih berjalan sehingga nantinya impor baja bisa ditekan. Pengerjaan Sibana sendiri diusahakan selesai secepatnya pada kuartal II. Nantinya, Sibana diharapkan mampu menciptakan iklim industri baja yang lebih sehat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jokowi: Impor Baja Jadi Sumber Utama Defisit Neraca Dagang Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan bahwa impor baja yang dilakukan selama ini menjadi salah satu sumber utama defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan Indonesia.

Presiden Jokowi saat memimpin Rapat Terbatas dengan topik Ketersediaan Bahan Baku Bagi Industri Baja dan Besi di Kantor Presiden Jakarta, Rabu, mengatakan data saat ini menunjukkan impor baja sudah masuk tiga besar dari total angka impor Indonesia.

“Ini tentu saja menjadi salah satu sumber utama defisit neraca perdagangan kita, defisit transaksi berjalan kita. Apalagi baja impor tersebut kita sudah bisa produksi di dalam negeri,” kata Presiden seperti dikutip dari Antara, Rabu (12/2/2020).

Pada kesempatan itu, rapat membahas mengenai ketersediaan bahan baku bagi industri baja dan besi.

Sebagaimana diketahui bahwa industri baja besi merupakan salah satu industri strategi nasional yang diperlukan industri nasional untuk membangun infrastruktur.

”Oleh sebab itu utilitas pabrik baja dalam negeri sangat rendah dan industri baja dalam negeri menjadi terganggu. Ini tidak dapat kita biarkan terus,” katanya.