Sukses

Imbas Virus Corona, Pemerintah Ingin Ada Insentif buat Maskapai Penerbangan

Sektor penerbangan terpukul cukup keras karena banyak rute pesawat yang dihentikan sementara.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah mendorong seluruh stakeholder transportasi untuk memberi insentif kepada maskapai penerbangan menyusul dampak penyebaran Virus Corona.

Seperti diketahui, sektor penerbangan terpukul cukup keras karena banyak rute pesawat yang dihentikan sementara.

Ditambah, keinginan wisatawan untuk bepergian jadi jauh lebih rendah karena khawatir akan penyebaran virus yang sangat tiba-tiba.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan, insentif tersebut dilakukan terutama agar tarif pesawat tujuan Bali, Manado dan Kepri jadi lebih murah sehingga orang-orang akan tetap memiliki keinginan untuk berlibur.

"Contoh insentif dari Pemerintah kepada maskapai misalnya PNBP akan kita kurangi, kemudian API dan AP II mengurangi landing fee, diskon sewa ruangan, dan sebagainya. Jadi Pemerintah, operator bandara, maskapai, hotel harus sama-sama memberikan insentif," tutur Menhub, sebagaimana ditulis Kamis (13/02/2020).

Lebih lanjut, dirinya juga menganjurkan agar hotel-hotel juga bisa memberikan tarif yang lebih murah agar daerah tujuan destinasi tetap ramai pengunjung.

Menhub mengatakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga telah menyampaikan soal pemberian insentif ini, dan nantinya akan dibahas kemungkinan insentif apa yang akan diberikan. Dengan demikian, diharapkan industri penerbangan dan perhotelan dapat bertahan hidup menghadapi dampak penyebaran virus Corona.

“Dalam beberapa hari ini kami akan membuat suatu klarifikasi, dan akan kami usulkan ke Presiden minggu depan,” jelas Menhub.

Saksikan video di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Lion Air Pastikan Tak Ada Penumpang Terjangkit Corona pada Penerbangan Januari Lalu

Lion Air memastikan tidak ada penumpang pesawatnya yang terjangki virus corona pada penerbangan dengan rute Wuhan-Denpasar pada Rabu 22 Januari 2020 lalu.

Pesawat dengan nomoer JT-2618 tersebut berangkat dari Bandar Udara Internasional Tianhe Wuhan di Distrik Huangpi, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (WUH) tujuan Denpasar melalui Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali (DPS).

"Penerbangan JT-2618 sudah dipersiapkan dengan baik, sebelum keberangkatan seluruh kru dan tamu menjalani pemeriksaan kesehatan berdasarkan ketentuan. Dalam penerbangan ini, Lion Air membawa dua pilot, satu kopilot, enam awak kabin, dua teknisi dan 188 tamu atau penumpang," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (12/2/2020).

Dia menjelaskan, Lion Air mengoperasikan dengan pesawat Boeing 737-900ER registrasi PK-LJT berangkat sesuai jadwal pada 17.05 waktu setempat (Time in Wuhan, Hubei, GMT+ 08) dari Wuhan dan mendarat di Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada 22.55 waktu setempat (Waktu Indonesia Tengah, GMT+ 08).

"Sehubungan dengan informasi yang berkembang terkait satu penumpang dari Wuhan yang dikabarkan terindikasi virus corona, bahwa Lion Air menerima keterangan setelah seluruh awak pesawat dan penumpang dilakukan pemeriksaan, pengecekan oleh tim medis Kantor Kesehatan Pelabuhan/ KKP Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dinyatakan tidak terindikasi (tidak memiliki tanda-tanda) terkena virus dimaksud," jelas dia.

Menurut Danang, ketika pesawat berada pada pelataran parkir bandar udara (apron), petugas teknisi bekerjasama dengan pihak terkait melakukan penyemprotan cairan multiguna pembunuh kuman (disinfectant spray) sesuai prosedur yang berlaku.

Hal tersebut sebagai upaya memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan perjalanan udara kepada awak pesawat dan penumpang, terutama tindakan antisipasi sesuai pemberitahuan dari otoritas setempat mengenai dampak wabah virus corona.