Liputan6.com, Jakarta - Dampak penyebaran virus Corona mulai terasa di beberapa sektor di Indonesia, salah satunya sektor transportasi. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, setidaknya terjadi penurunan jumlah penerbangan sebesar 30 persen karena pembatalan dan penutupan rute sementara.
Maskapai yang memiliki rute-rute ke mainland China dan Singapura terpukul keras, meskipun angka kerugiannya belum dipastikan.
"Kita memang belum bisa memastikan kerugiannya, yang punya masalah itu rata-rata yang berhubungan dengan mainland China dan Singapura, yang lainnya masih baik. Berkurang rata-rata 30 persen," ujar Menhub sebagaimana ditulis Kamis (13/02/2020).
Advertisement
Lebih lanjut, Menhub telah melakukan diskusi untuk menutup potensi kerugian tersebut melalui peluang-peluang yang memungkinkan, seperti membuka rute-rute di Asia Selatan.
Baca Juga
"Untuk opportunity, yang paling masif itu di Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, karena memang sebelum ada kejadian ini (wabah virus Corona), para duta besar bertemu saya untuk mendapat connecting flight," imbuhnya.
Oleh karenanya, Menhub langsung meminta maskapai penerbangan seperti Garuda Idonesia, Batik Air, Lion Air hingga Air Asia untuk mencari konektivitas ke negara-negara di benua tersebut.
"Paling lambat bulan Mei ini untuk buka rute baru, karena perencanaan itu tidak bisa langsung seketika," ujar Menhub.  Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Virus Corona Berpotensi Gerus Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 0,3 Persen
Pemerintah Indonesia mulai memikirkan lebih serius soal dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia. Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian (Sesmenko) Susiwidjono menyatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia punya potensi tergerus antara 0,11 persen hingga 0,30 persen.
Hal tersebut didasarkan perhitungan pekan lalu, sehingga nanti besarannya bisa berubah sewaktu-waktu.
"Ke kita bisa kena dampaknya 0,11 persen hingga 0,30 persen. China sendiri bisa turun mungkin 1 persen hingga 2 persen," tutur Susiwidjono di Jakarta Pusat, Rabu (12/02/2020).
Namun, Susiwidjono tetap yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai target 5,3 persen tahun ini. Alasannya, meskipun beberapa sektor terpukul cukup hebat, Indonesia masih bisa bertahan dengan memiliki langkah alternatif.
Misalnya saja dalam sektor pariwisata, Indonesia akan memaksimalkan potensi wisatawan domestik (wisdos). Meskipun demikian, tentu ada banyak tantangan, mengingat jumlah pergerakan wisdos tidak akan menutupi potensi kehilangan dari turis China.
Apalagi, turis China dikenal paling royal dalam membelanjakan uang mereka saat berlibur.
"Wisatawan China itu rata-rata spending USD 1.385, lebih besar dari wisatawan lainnya yang kira-kira USD 1.200," ujar Susi.
Dan karena pergerakan manusia dari China lumpuh, sektor penerbangan juga ikut merasakan pahitnya. Tercatat sebanyak reservasi 2,1 juta kursi pesawat dibatalkan.Â
Advertisement
Virus Corona Ancam Ganggu Ekspor Indonesia Sektor Minerba
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan belum menerima laporan terkait dampak virus corona yang menggangu ekspor-impor di sektor batu bara. Namun, hal itu bisa saja terjadi di sektor energi.
"Kalau tembaga mungkin sudah ada pengaruhya," kata Bambang di Komplek DPR MPR RI, Jakarta, Selasa (11/2/2020).
Meski begitu, Bambang tidak mengetahui seberapa besar dampak dari virus corona terhadap kegiatan perdagangan Indonesia-China di sektor energi dan minerba. Sebab, hingga kini belum ada pengusaha batu bara yang melapor atau mengeluh.
"Belum ada, mudah-mudahan jangan ada,"kata Bambang.
Dia melanjutkan, ekspor mineral Indonesia ke China termasuk yang paling besar dan berpengaruh. Namun, dia enggan membeberkan jumlah pasti ekspor minerba ke negeri tirai bambu itu.
"Angkanya saya enggak tahu pasti, tapi yang jelas China termasuk yang besar, India juga," kata Bambang.
Bambang menjelaskan, sudah hampir sebulan virus corona menyebar. Meski belum ada dampaknya bagi sektor minerba, namun jika hal ini berlangsung lama, dia memperkirakan akan berpengaruh terhadap sektor ini.Â