Sukses

Wapres Ma'ruf Amin Ingin Pengusaha Properti Tingkatkan Daya Saing

Meski ada virus corona industri properti diminta untuk tetap meningkatkan daya saing

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta kepada para pengusaha properti agar tetap meningkatian daya saing. Walaupun saat ini dunia masih diterpa virus Corona yang masih belum selesai.

"Menyadari hal tersebut, untuk tetap meningkatkan kinerja sektor properti, Pemerintah telah melakukan berbagai hal," kata Ma'ruf Amin saat Pembukaa Pameran Indonesia Properti Expo 2020 di JCC, Senayan, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

Kemudian kata dia, pemerintah juga telah melakukan beberapa hal untuk memperlacar para pengusaha. Yaitu dengan upaya menyusun rancangan Undang-undang Omnibus Law.

"Dengan Undang-Undang ini, diharapkan perizinan, termasuk didalamnya izin membangun perumahan, dapat menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih murah, dan lebih mudah," ungkap Ma'ruf.

Selain itu, Ma'ruf juga menjelaskan pihaknya terus mendorong instansi-instansi untuk memberikan perizinan. Cara yang lebih mudah yaitu dengan daring.

"Kami harapkan dapat meminimalkan potensi timbulnya pungli akibat banyaknya proses tatap muka yang terjadi dalam perizinan," ungkap Ma'ruf.

Diketahui dalam acara tersebut juga dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang ATR Sofyan Djalil, Komisaris Utama Bank BTN, Chandra Hamzah.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Buka IPEX 2020, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pengembang Soal Air Bersih

Wakil Presiden Ma'ruf Amin hari ini membuka gelaran Indonesia Property Expo (IPEX) 2020 yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Jakarta. Pada kesempatan tersebut, turut hadir Menteri ATR/PPN Sofyan Djalil, Wakil Menteri BUMN 2 Kartika Wirjoatmodjo, dan Direktur Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Pahala Nugraha Mansury.

Dalam kata sambutannya, Ma'ruf Amin coba mengingatkan pengembang perumahan beserta Bank BTN selaku penyelenggara acara, akan kewajiban menyediakan sistem air bersih dan sanitasi yang baik.

Pesan penting juga saya minta pengembang perumahan, baik MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah) maupun non-MBR harus sediakan sistem air bersih dan sanitasi yang baik. Karena itu berpengaruh terhadap risiko stunting," imbuhnya di JCC, Jakarta, Sabtu (15/2/2020).

"Saya minta ke BTN untuk tidak mencairkan kredit sebelum sistem air bersih dan sanitasi belum berfungsi dengan baik," dia menambahkan.

Di sisi lain, ia turut mengapresiasi seluruh pihak dalam upaya mengurangi angka backlog perumahan. Termasuk BTN yang dianggapnya menjadi salah satu bank dengan kontribusi penyaluran Kredit Perumahan Rakyat (KPR) kepada masyarakat.

"Kita bersyukur KPR satu juta rumah dalam dua tahun terakhir sudah dapat capai angka di atas 1 juta unit. Tapi kita tidak boleh berpuas diri karena capaian tersebut, perlu ditingkatkan. Kenapa? Karena keluarga baru terus meningkat, dan Indonesia harus menghadapi puncak bonus demografi pada 2030," paparnya.