Sukses

Baru 2 Hari, Sensus Penduduk Online Sudah Diakses 568 Ribu Orang

BPS berharap jumlah yang akses sensus penduduk online ini terus bertambah hingga penutupan pada akhir Maret 2020 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto mnecatat hingga hari kedua sensus penduduk online dilakukan pihaknya sudah direspon sebanyak 568.758 orang. Dirinya pun berharap jumlah ini bakal terus bertambah hingga penutupan pada akhir Maret 2020 mendatang.

"Yang akses sudah 568 ribu, baru dua hari," kata dia di Kantornya, Jakarta, Senin (17/2/2020).

Dia menyadari sensus penduduk online ini menjadi pertama kalinya dilakukan. Sehingga masih banyak kekurangan dan tantantangannya termasuk mendorong agar masyarakat mengakses ke dalam website resmi sensus penduduk BPS.

"Tentunya saya harap kedepan masyarakat ke depan akan akses sebetulnya gampang saja hanya akses laman sensus.bps.go.id," kata dia.

Di samping itu dirinya juga menjamin seluruh data masyarakat yang masuk akan diterima dan dipergunakan dengan baik. Sehingga tidak ada penyalahgunaan data yang dilakukan oleh BPS.

"Dan saya yakinkan bahwa yang kita publish data agregat. Karena BPS tidak boleh mengeluarkan data individu dan seluruh data individu dijamin kerahasiaanya oleh undang-undang kalai BPS. melanggara bps bisa di pidana," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Kecuk ini menambahkan pemilihan sensus penduduk secara online ini juga dianggap lebih efisien. "Kalau ke depan sensus penduduk online bagus sekali dari sisi biaya akan save luar biasa. Di sisi lain kesadaran masyarakat meningkat," tandas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Target Sensus Penduduk Online 22,9 Persen

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), Margo Yuwono menargetkan sebanyak partisipasi keterlibatan masyarakat terhadap sensus penduduk mencapai 22,9 persen secara nasional. Angka ini ditargetkan mempertimbangkan berbagai faktor dan kondisi di lapangan.

"Sebaran provinsinya beda-beda tergantung kesiapan, literasi masyarakat, gangguan internet itu jadi pertimbangan jadi nasional 22.9 persen sisanya kita sisir di Juli 2020. Jadi yang belum atau tidak partisipasi sekarang kita datangi Juli oleh petugas," jelas dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com