Sukses

Kisah Pendiri NISP Karmaka Surjaudaja, Pernah Divonis Tak Berumur Panjang

Perjalanan Karmaka berawal pada awal 1963 ketika dipercaya sebagai Direktur Operasional Bank NISP.

Liputan6.com, Jakarta - Pendiri Bank NISP yang sekarang bernama PT Bank OCBC NISP Tbk Karmaka Surjaudaja meninggal dunia. Karmaka berpulang pada hari Senin 17 Februari 2020 pukul 15.25 WIB di usia ke-85 tahun.

Bank NISP yang saat ini berganti nama menjadi Bank OCBC NISP merupakan Bank tertua keempat di Indonesia yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank.

Keberadaan Bank OCBC NISP di industri Perbankan Indonesia selama lebih dari 78 tahun tidak lepas dari sosok Karmaka Surjaudaja.

Dikutip dari laporan tahunan Bank OCBC NISP, Senin (17/2/2020), perjalanan Karmaka Surjaudaja berawal pada awal 1963 ketika dipercaya sebagai Direktur Operasional bank yang pada mulanya didirikan oleh bapak mertuanya.

Pada masa itu, Karmaka langsung terjun mengelola Bank dalam kondisi krisis ketika pemerintah mengambil kebijakan sanering dengan memotong nilai Rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1. Peristiwa itu merupakan tantangan besar yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh seluruh bank di Indonesia.

Masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap bank, banyak bank mengalami kehancuran. Bank OCBC NISP juga harus menutup beberapa cabangnya.

Berkat kerja keras dan dedikasi dari seluruh karyawan dan didukung oleh nasabah, Bank OCBC NISP berhasil melewati krisis pada tahun 1968, seiring dengan pulihnya perekonomian Indonesia.

Pada awal tahun 1990, Karmaka sebagai Presiden Direktur memulai ekspansi dengan membuka 22 cabang baru di seluruh Indonesia. Empat tahun kemudian, berbekal tekad untuk tumbuh dan membawa NISP menuju standar yang lebih tinggi, Beliau menjual 20 persen kepemilikannya melalui penawaran umum saham perdana di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

Pada 1997, Karmaka mengalihkan kepemimpinannya kepada putranya, Pramukti Surjaudaja yang saat itu sudah menjabat sebagai Managing Director. Belajar dari kebijaksanaan dan pengalaman Karmaka, Pramukti mengelola NISP dengan baik dan sekali lagi berhasil melewati krisis finansial pada tahun 1998 tanpa memperoleh bantuan dari pemerintah).

Untuk mewujudkan tujuan jangka panjang bank, Karmaka juga mendorong kerjasama Bank OCBC NISP dengan bank regional/internasional yang kokoh dan OCBC Bank Singapura menjadi pilihan terbaik. Kerjasama ini akhirnya dimulai pada tahun 1997 melalui pendirian bank patungan, Bank OCBC NISP (sekarang Bank OCBC Indonesia).

 

2 dari 2 halaman

Vonis Dokter

Dalam buku biografi Karmaka yang ditulis oleh Dahlan Iskan berjudul Tidak Ada yang Tidak Bisa, dikisahkan bahwa beliau menyiapkan penerusnya di NISP karena divonis sakit dan hanya memiliki waktu lima tahun saja.

Dikisahkan, ketika usia Karmaka 44 tahun, ia di vonis terkena sirosis hati. Dalam vonis tersebut juga disebabkan bahwa umurnya tidak akan lebih dari lima tahun lagi.

Waktu lima tahun itu pun gunakan Karmaka untuk mematangkan anak-anaknya menjadi penerus di NISP. Hingga akhirnya, kondisi Karmaka memburuk, ia pun meminta Pramukti anaknya untuk masuk ke NISP tahun 1987. Tiga tahun kemudian Parwati yang juga anaknya dipanggil untuk bergabung.

Namun Tuhan ternyata masih memberikan umur yang panjang. Karmaka masih bisa menikmati hidup hingga usia 85 tahun. Kegigihannya membuat ia mampu bertahan selama ini.