Sukses

Harga Beras Merangkak Naik, Buwas Pastikan Stok di Pasar Aman

Produksi beras di Indonesia masih surplus, sehingga tak akan mendatangkan beras impor pada tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) tak menampik bahwa harga beras di pasaran kini sedang tinggi. Namun, ia memastikan bahwa stok beras di pasaran tetap aman.

"Tapi sebenarnya stok beras di pasaran masih banyak. Buktinya kita suplai ke pasar-pasar masih ditolak karena dia masih kelebihan stok," ungkap dia di kantornya, Jakarta, Rabu (19/2/2020).

"Jadi kalau demikian berarti kan berasnya aman. Karena yang ada di pasar masih banyak," Buwas menegaskan.

Saat ditanya mengapa harga jual beras tetap mahal, ia beralasan itu lantaran harga gabah simpanan yang memang tinggi. Sebagai langkah antisipasi, Bulog dikatakannya bakal mengintervensi hal tersebut.

"Nah itu karena harga gabah yang disimpan sudah mahal. Karena itu harga gabah yang lalu sekarang dijual lebih tinggi. Harga dasar gabahnya sudah naik, tapi Bulog masih harus intervensi," kata dia.

Buwas pun menyangkal isu bahwa pemerintah bakal mengimpor beras. Dia menegaskan bahwa produksi beras di Indonesia masih surplus, sehingga tak akan mendatangkan beras impor pada tahun ini.

"Sekarang kita enggak pernah impor beras. Insya Allah tahun ini tidak akan impor, bahkan kita bisa ekspor. Itu bukti bahwa kita surplus. Ini utk kebanggan kita, petani kita," ujar Buwas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bulog Ekspor 100 Ton Beras Kemasan ke Arab Saudi

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) menyebut bakal mengekspor 100 ton beras dalam bentuk kemasan ke Arab Saudi. Rencana dalam minggu-minggu ini beras tersebut sudah siap dikirim ke negara tersebut.

"Iya ke Arab Saudi. Yang diminta itu dulu yang kemasan 5 kg, 1 kg, itu akan kita penuhi karena dia sudah setuju beras dari kita," kata Buwas di Kemenko Perekonomian, Jakarta, pada Senin 17 Februari 2020. 

Buwas menyebut izin ekspor diterima pihaknya baru keluar untuk 5 kontainer atau setara dengan 100 ton. Jumlah izin itu, lebih rendah jika dibandingkan dengan target awal sebesar 8 kointainer.

"Ya izinnya baru bisa 5 kontainer ya segitu dulu. Kurang lebih 20x5 ya 100 ton," kata dia.

Selain Arab Saudi, Perum Bulog juga telah menjajaki tujuan ekspor ke negara-negara lainnya. Mengingat saat ini jumlah stok beras di gudang bulog juga hampir penuh. Apalagi, pada Maret-April mendatang panen raya bakal terjadi dengan serapan mencapai 2,7 juta ton.

"Ada beberapa saya jajaki tapi yang baru putus kan Arab Saudi. Artinya disini sudah ada peluang kita ekspor," tandas dia.