Sukses

Kevin Seca, Pemuda Penemu Sedotan dari Biji Buah Nangka

Kevin Seca Widyatmodjo menemukan alternatif pengganti sedotan plastik yang bisa terurai secara hayati.

Liputan6.com, Jakarta - Hal membanggakan datang dari seorang pelajar Sekolah Menengah Atas, Kevin Seca Widyatmodjo. Dia  melakukan penelitian tentang kemungkinan menggunakan biji buah nangka sebagai bahan dasar untuk memproduksi sedotan yang dapat terurai secara hayati, bahkan dapat dimakan setelah dipakai.

Gagasan penelitian ini muncul pada akhir tahun lalu, ketika Kevin melakukan kajian pustaka tentang cara pembuatan produk-produk bioplastik yang dapat dikonsumsi.  “Pertama kali, Saya tahu biji nangka dapat dimakan dari Mama Saya, dan ternyata biji nangka mengandung pati yang bisa diolah menjadi plastik,” jelas Kevin ditulis liputan6.com pada Kamis (20/2/2020).

Selanjutnya, Kevin pun melakukan eksperimen dengan biji buah nangka yang membutuhkan waktu 2 - 3 hari pemrosesan sampai mendapatkan hasil berupa lembaran plastik atau sedotan. Bahan utama adalah biji buah nangka yang diolah hingga menjadi bubuk atau pati, gliserin, cuka dan air.

Eksperimen ini terbagi dalam dua tahap, tahap pertama adalah tahap untuk mendapatkan pati dengan cara mengupas kulit buah nangka dan dihaluskan, lalu diambil cairannya dengan diperas menggunakan kain, setelah itu  cairannya diendapkan selama sehari, lalu endapan dikeringkan dalam oven selama 6 jam dengan suhu 60 sampai 70 derajat celcius. 

Tahap kedua adalah mencampur pati yang sudah jadi dengan cuka, agar-agar, dan gliserin, sampai mengental seperti lem dan bisa ditaruh di kertas dan mengering, jadilah lembaran plastik dan bisa dijadikan sedotan dengan cetakan sedotan

Kevin melakukan dua eksperiman yang satu tanpa bubuk rumput laut dan satunya tidak, yang hasilnya akan berbeda. Eksperimen dengan bubuk rumput laut akan menghasilkan produk yang lebih tipis dan prosesnya cepat, kalu yang tidak dengan rumput laut hasilnya tebal dan prosesnya sedikit lama.

 

2 dari 2 halaman

Biaya Terjangkau

Plastik dan sedotan yang dihasilkan dari eksperimen ini dapat terurai secara hayati,karena semua bahan pembuatannya berasal dari bahan baku yang dapat dimakan, biaya bahan baku juga  terjangkau. Harga sedotan ini jika dibandingkan dengan harga sedotan plastik bisa berbeda R250-300 per satu sedotannya.

Untuk saat ini Kevin hanya ingin berbagi kepada masyarakat bahwa ada alternatif lain untuk menggantikan plastik. Dia juga berharap akan ada perusahaan yang ingin meneliti lebih dalam dan jika bisa dapat diproduksi secara luas. 

"Saya senang jika ada perusahaan yang akan memperdalam ide Saya ini, apalagi bisa diproduksi dengan luas," jelas Kevin.

Reporter : Tiara Sekarini