Sukses

Kepala BKPM: Dampak Corona Sangat Sistemik, Masif dan Terstruktur

Optimisme bahwa ekonomi tahun ini akan lebih baik dari 2019 nampak terhantui oleh muculnya masalah virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan bahwa kondisi ekonomi global saat ini tidak terlalu menggembirakan. Hal itu dikarenakan munculnya virus Corona yang membuat kondisi ekonomi global berdampak, tak terkecuali Indonesia.

"Perang dagang AS - China sudah hampir selesai tiba-tiba muncul Corona. Corona membuat kita pusing betul," katanya dalam acara Rakoornas Investasi 2020, di Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Menurut Bahlil mewabahnya virus Corona ini berdampak secara sistemik, masif dan sangat terstruktur. "Andaikan ada pilpres dan pilkada kali ini maka Corona akan laku di negara kita," imbuh dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengakui awal 2020 menjadi titik berat bagi ekonomi global. Sebab, mewabahnya virus Corona menjadi ancaman bagi negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

"Problem sangat cepat Corona virus membuat dinamika hanya sebulan, optimisme lebih baik di 2019 nampak terhantui oleh muculnya masalah virus Corona," kata dia.

Sri Mulyani mengatakan, imbas dari virus Corona yang mengancam ekonomi China berdampak ke dunia lantaran negeri Tirai Bambu itu memegang porsi yang besar. "Maka terjadi revisi sangat signifikan karena RRT menjadi pusat ekonomi terbesar di dunia," imbuh dia.

Dia menambahkan, sektor ekonomi berpotensi terdampak yakni sektor jasa khususnya pariwisata. Mengingat pangsa pasar turis China di Indonesia 13 persen terbesar ke dua setelah Malaysia.

Selain sektor pariwisata, sektor manufaktur dan perdagangan internasional juga akan terdampak. Mengingat, 27 persen impor non migas berasal dari China, kemudian 16,7 persen pangsa ekspor Indonesia adalah China.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Pemerintah Segera Evakuasi 74 WNI Negatif Virus Corona di Kapal Diamond Princess

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan, pemerintah siap mengevakuasi 74 warga negara Indonesia (WNI) di Kapal Pesiar Diamond Princess terkait wabah virus corona.

WNI yang akan dievakusi adalah mereka yang dinyatakan negatif terinfeksi virus corona atau COVID-19.

"Kami membicarakan tentang evakuasi, ada beberapa opsi. Intinya pemerintah punya komitmen kuat untuk itu dan akan kordinasi ke Bapak Presiden," jelas Menko Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2020).

Keputusan untuk memulangkan ini diambil usai Menko Muhadjir melakukan rapat koordinasi bersama Panglima TNI Marsekal TNI Hady Tjahjanto, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menkumham Yasonna Laoly, dan tim perwakilan dari BNPB.

Selain sepakat untuk segera mengevakuasi, hasil rapat koordinasi juga merilis dua opsi terkait cara penjemputan 74 WNI negatif virus corona. Opsi pertama dilakukan penjemputan via laut, dan opsi kedua penjemputan dilakukan via udara.

"Opsi pertama dijemput KRI Suharso, Kedua dijemput melalui udara. Semua sudah dihitung apa hambatan dan yang akan yang bisa dari segi efisiensinya, tapi detiknya belum bisa saya jelaskan," kata Menko Muhadjir.

Menurut Muhadjir, detil dari evakuasi WNI negatif virus corona di kapal pesiar ini wajib dilaporkan dulu ke Presiden Jokowi usai rapat koordinasi.

"Detilnya menyusul setelah lapor presiden, sementara demikian yang dapat kami sampaikan," Muhadjir menandasi.