Liputan6.com, Jakarta Meski memiliki kekayaan berlimpah, miliarder Warren Buffett masih tetap setia membawa uang tunai ke mana-mana. Bahkan, saat ke toko atau restoran, kemungkinan sangat besar jika Buffet akan membayar pembeliannya secara tunai.
Padahal di memiliki kartu American Express tahun 1964. Tentu pria dengan kekayaan triliunan rupiah ini bisa dengan mudah memiliki kartu pembayaran lainnya.
Tapi kenyataannya, Warren Buffett merupakan salah satu miliarder yang lebih suka membayar tunai. Faktanya, dia mengaku selalu membawa sekitar USD 400 atau Rp 5,5 juta di dalam dompet.
Advertisement
Baca Juga
Lalu apakah yang membuat Buffet lebih senang membayar dengan uang tunai?. Apaka karena dia takut dengan kartu kredit, atau memiliki masalah keamanan?.
Usut punya usut, seperti melansir laman Entrepreneur.com, Jumat (21/2/2020), alasan bagi Buffett membayar dengan uang tunai karena lebih mudah. Namun, Buffet adalah bagian dari minoritas. Setiap tahun, semakin sedikit orang yang membayar tunai saat melakukan pembelian.
Bahkan, menurut survei Bank AS pada 2017 terhadap lebih dari 2.000 orang Amerika, 50 persen hanya membawa uang tunai sekitar separuh waktu.
Di antara orang-orang yang membawa uang tunai, hampir setengah dari mereka mengatakan itu kurang dari USD 20 atau kurang dari Rp 300 ribu. Kemudian 76 persen mengatakan itu kurang dari USD 50 atau kurang dari Rp 700 ribu.
"Saya bertaruh jumlah orang Amerika yang tidak membawa uang tunai kemungkinan telah meningkat sejak saat itu," ujar Buffett.
Jadi ada semakin banyak orang yang tidak suka menggunakan uang tunai, namun masih ada banyak orang seperti Buffett yang lebih suka, atau tidak punya pilihan lain karena mereka tidak bisa mendapatkan kredit.
Masa Transisi
Buffet mengaku jika dirinya berada dalam masa transisi. Dua puluh tahun yang lalu, uang tunai adalah raja. Berbeda dengan saat ini, dan 20 tahun dari sekarang mungkin uang tunai akan tidak digunakan sama sekali.
Tetapi jika Anda menjalankan bisnis kecil pada tahun 2020, semua ini tidak masalah. Itu karena bila Anda ingin melakukan penjualan, dan hal terakhir yang ingin dilakukan adalah mengubah pelanggan, karena mereka tidak membayar sesuai keinginan.
"Saya sering bertemu dengan usaha kecil di seluruh negeri yang melakukan ini. Mereka memberi tahu saya - pelanggan, bahwa mereka hanya menerima uang tunai. Atau mereka memiliki kebijakan "pembelian kartu kredit minimum". Saya juga mengunjungi bisnis lain yang meskipun ada undang-undang di kota-kota seperti Philadelphia, San Francisco dan baru-baru ini di New York - hanya menerima kartu kredit," ujarnya.
Dua hal ini tidak hanya bodoh tetapi juga menghina pelanggan. Konsumen saat ini semua memiliki preferensi mengenai bagaimana mereka ingin membayar pembelian.
Beberapa, seperti Buffett, lebih suka menggunakan uang tunai. Sedangkan yang lain suka menggunakan kartu kredit atau kartu pembayaran lainnya.
Advertisement