Liputan6.com, Jakarta Beragam kasus kecurangan (fraud) dalam pengelolaan keuangan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini ramai menjadi sorotan. Perusahaan pelat merah seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) hingga PT Asuransi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) saat ini tengah diusut lantaran kasus yang banyak merugikan negara, terutama nasabah.
Head of Fraud & Forensics Investigation Practise Assegaf Hamzah & Partners Amien Sunaryadi mengungkapkan, dampak yang ditimbulkan dalam kasus ini bisa saja tak hanya berupa kerugian finansial, namun kerugian lainnya seperti hilangnya kepercayaan pihak eksternal (investor, konsumen, regulator) serta rusaknya reputasi.
Advertisement
Baca Juga
Menindaki perkara ini, Amien menilai investigasi forensik sangat diperlukan untuk memperoleh bukti ada atau tidaknya kecurangan dalam pengelolaan suatu perusahaan. Investigasi forensik juga disebutnya bisa jadi tameng bagi manajemen baru untuk menghindari kesalahan jajaran sebelumnya.
"Selain untuk menelusuri fakta maupun bukti-bukti atas suatu tindakan fraud dalam rangka pembuktian di pengadilan, investigasi forensik juga bisa sebagai antisipasi bagi manajemen baru di sebuah perusahaan supaya terbebas dari kesalahan atau liabilitas yang ditinggalkan manajemen sebelumnya," ungkap dia di kantornya, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Komisaris Utama PLN ini pun menjabarkan, setidaknya ada tiga kemampuan yang harus dipenuhi dalam melakukan investigasi forensik. Pertama yakni forensics accounting, lantaran banyak kejadian kecurangan dilakukan dengan memanipulasi catatan keuangan.
"Lalu ada digital forensics, karena saat ini semua pekerhaan dilakukan menggunakan teknologi seperti komputer atau handphone. Ketiga yaitu analisa data, karena sekarang ini semuanya terkait dengan data yang volumenya besar," jelasnya.
Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pengendalian Internal
Sorotan lainnya, kasus fraud ini timbul lantaran lemahnya pengendalian internal. Amien mengatakan, kemampuan pengawas internal juga akan membantu pencegahan. Sebaliknya, kelemahan investigasi internal juga kerap menimbulkan masalah bagi perusahaan.
Menurutnya, kesalahan metode dan ketidakcakapan dalam melakukan investigasi seringkali justru menimbulkan persoalan hukum baru, seperti pelanggaran terhadap da5a pribadi atau tuduhan pencemaran bama baik.
"Pada praktiknya, fraud and forensics investigation ini memang sulit dijalankan oleh internal perusahaan karena memerlukan kecajapan khusus dan beragam disiplin keahlian," ujar Amien.
Advertisement