Liputan6.com, Jakarta Berlibur kerap dilakukan banyak orang saat mereka sudah pada titik jenuh bekerja. Namun bila melakukan tanpa persiapan, berlibur justru bisa membuat kantong jebol.
Nah, agar keuangan tetap terjaga tapi Anda tetap bisa menikmati liburan harus ada beberapa hal yang menjadi perhatian.
Melansir laman CNCB, Sabtu (28/2/2020), berikut beberapa langkah persiapan akan liburan bisa menyenangkan:
Advertisement
Baca Juga
1. Perkirakan biaya
Berbulan-bulan sebelum liburan mulailah berkemas. Mulailah dengan menghitung perkiraan biaya yang akan habis saat liburan.
Cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan melihat biaya termahal dari liburan impian. Secara umum, penginapan dan transportasi akan menjadi komponen yang paling mahal.
Rencanakan jauh-jauh hari dan usahakan jangan bepergian saat musim liburan, karena saat itu penerbangan dan penginapan akan sangat mahal.
2. Buat daftar lokasi wisata yang dikunjungi
Biaya berkeliling keliling kota hingga makanan bisa menjadi salah yang menguras dompet. Sebab itu, buatlah tentang jadwal tempat wisata yang akan dikunjungi. Serta pikirkan cara untuk sampai ke sana.
Dengan cara ini bisa menghindari munculnya perjalanan mendadak yang bisa menghabiskan anggaran. Buatlah daftar segala hal yang kira-kira ingin dilakukan saat liburan nanti.
3. Berhemat di awal perjalanan
Salah satu kunci menjaga keuangan saat liburan dimulai dari persiapan. Anda bisa punya waktu untuk menyimpan uang dan menghindari utang kartu kredit.
Jangan boros saat di awal karena Anda akan menderita dan kekurangan dana di akhir perjalanan liburan.
Sesuaikan apa yang ingin dibeli dengan jatah uang yang tersedia. Dengan cara ini, Anda akan kembali dari perjalanan dengan pikiran jernih dan keuangan yang aman tanpa harus memikirkan tanggungan.
 Reporter : Helena Yupita
Â
Tips Generasi Milenial Atur Keuangan Supaya Tidak Bokek
Mengatur keuangan masih menjadi pekerjaan rumah bagi sebagian orang, terutama generasi milenial. Banyak faktor yang membuat keuangan generasi milenial cenderung fluktuatif dan kadang bisa sangat 'kering'. Gaya hidup yang semakin beragam tentu menjadi salah satu faktor paling berpengaruh.
Head of Marketing Communication Halofina, platform perencana keuangan, Garniasih Garnijanto menjelaskan porsi mengatur keuangan bagi milenial dengan tepat.
"Jadi pembagiannya, 40 persen untuk kebutuhan hidup, 10 persen untuk kebutuhan baik seperti zakat, memberi orang tua. Lalu, 20 persennya nabung dan investasi," paparnya dalam talkshow bertajuk Travel, Saving and Insurance di Kementerian BUMN, Selasa (18/02/2020).
Kemudian, 20 persennya lagi dialokasikan untuk dana cicilan dan dana darurat. Garniasih menyatakan, dua jenis dana ini disatukan agar milenial terbiasa menyisihkan uang untuk dana darurat.
"Ini karena kita kan belum merasa waspada untuk ke depan, saat ini kadang milenial merasa aman-aman saja soal keuangan, punya uang segini di saku, jadi harus dibiasakan," imbuhnya.
Sedangkan sisanya, 10 persen, dialokasikan untuk gaya hidup. Sebenarnya, sah-sah saja membelanjakan gaji untuk jajan, jalan-jalan dan main, namun tetap harus sesuai dengan porsinya.
"Seringkali kita itu gini, makannya Rp 15 ribu, tapi setelah makan, ah, minum kopi, kemudian minum boba, pas minum boba kepikiran mau jalan-jalan ke Bali, nah ini yang harus dipisahkan mindsetnya," ujarnya.
Â
Advertisement