Liputan6.com, Jakarta - Miliarder minyak, Harold Hamm telah melihat nilai sahamnya di Continental Resources anjlok setengah sejak Januari dan lebih dari USD 1 miliar (Rp 14,3 triliun) minggu ini di tengah aksi jual saham perusahaan.Â
Saham Continental mengumumkan harga USD 17 (Rp 244.489) pada hari Kamis, setelah jatuh sekitar 25 persen ke level terndah dalam lebih dari satu dekade.
Baca Juga
Analis di Tudor, Pickering & Holt menyatakan bahwa kekhawatiran anggaran belanja modal Continental mengasumsikan minyak pada USD 55 (Rp 790.996) per barel (dibandingkan WTI pada USD 47(Rp 675.942) dan tidak mungkin menghasilkan arus kas bebas tanpa pemulihan.
Advertisement
Di tengah kelemahan harga minyak mentah, kekayaan Hamm merosot dari USD 17,2 miliar (Rp 247 triliun) pada tahun 2018, menjadi USD 12,7 miliar (Rp 182 triliun) setahun yang lalu, dan sekarang turun menjadi USD 5,3 miliar (Rp 76 triliun), menurut perkiraan Forbes.
Hamm yang memilki 77 persen dari Continental mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO akhir tahun lalu dan sekarang menjabat sebagai kepala eksekutif perusahaan yang didirikannya pada tahun 1967.
Dengan harga saat ini, semua yang dimiliki Continental (yaitu saham yang tidak dimiliki Hamm) hanya sebesar USD 1,5 miliar atau Rp 21 triliun.
Â
Tingkat Kekayaan di Forbes Menurun
Menurut laporan tahunan Continental, yang dirilis kemarin, perusahaan menghasilkan laba bersih USD 770 juta (Rp 11 triliun) tahun lalu, turun dari hampir USD 1 miliar (Rp 14 triliun) pada tahun 2018, dan meningkatkan produksi minyak dan gas sebesar 18 persen.Â
Walaupun wabah virus corona tampaknya akan mengurangi pertumbuhan permintaan minyak tahun ini, karena orang yang melakukan penerbangan, mengemudi, dan membeli lebih sedikit. Saat ini dunia masih menggunakan 100 juta barel minyak bumi per hari.
Jika Hamm mengambil Continental 100 persen, bisa berdampak atas peringkat Hamm sebagai miliarder di Forbes. Â
Reporter : Tiara Sekarini
Advertisement