Sukses

BI dan Pemerintah Bahu-Membahu Tangkal Dampak Virus Corona

BI sudah melakukan penurunan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak 25 basis poin menjadi sebesar 4,75 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Dampak virus corona terhadap perekonomian dunia termasuk Indonesia mulai terasa. Salah satunya ke nilai tukar rupiah. Saat ini rupiah sudah melemah hingga tembus 14.000 per dolar AS.

Untuk itu Bank Indonesia (BI) melakukan koordinasi dengan pemerintah dalam memitigasi dampak dari penyebaran virus Corona. Koordinasi dilakukan dengan Presiden, Kementerian Perekonomian dan Kementerian Keuangan.

"Dari BI, kami kan sudah melakukan stimulasi bagi ekonomi kita," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Komplek Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).

BI sudah melakukan penurunan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebanyak 25 basis poin menjadi sebesar 4,75 persen. Lalu merelaksasi kebijakan makro khususnya rasio intermediasi perbankan.

"Kami juga secara lebih cepat melakukan elektronifikasi untuk bansos, transportasi, dan transaksi Pemda," kata Perry.

Selain itu Bank Indonesia mempercepat agenda-agenda besar yang semula direncanakan pada sementer kedua menjadi triwulan I dan triwulan II. Setidaknya ada 10 agenda nasional dan internasional yang dipercepat.

Hal ini dilakukan dalam rangka mendukung pemerintah mendorong sektor pariwisata, khususnya turis domestik. Misalnya mengadakan acara di Bali yang bekerja sama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia melakukan seminar dan kampanye.

"Kami juga akan jadwalkan dengan pemerintah berbagai event untuk mendorong turisme dalam negeri," kata Perry.

 

2 dari 2 halaman

Stimulasi Sisi Fiskal

Sementara itu pemerintah lewat Kementerian Keuangan melakukan stimulasi dari sisi fiskal. Mempercepat penyaluran bansos, melakukan insentif untuk biaya pesawat untuk mendorong turisme di sejumlah kota.

Kementerian PUPR juga turut serta dengan mempercepat penyerapan anggaran dan berbagai pemberian insentif. "Ini upaya-upaya yang sangat terkoordinasi secara erat dari pemerintah dan BI untuk mitigasi dampak corona," sambung Perry.

Sebagaimana telah disampaikan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pekan lalu, virus corona memiliki dampak v shape. Pengaruhnya terbesar terjadi di bulan Februari. Bahkan kemungkinan bakal terjadi hingga pertengahan bulan Maret.

Namun setelah itu, mulai bulan April, Mei dan Juni akan terjadi pemulihan. Meski pemulihan tidak langsung total seperti semula.

"Kemungkinan perkiraan kami sampai dengan pulih itu 6 bulan," kata Perry mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com