Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh lebih dari 3 persen pada perdagangan akhir pekan ini. Hal ini disebabkan pengaruh dari perkembangan virus corona yang membuat investor panik dan melikuidasi aset secara keseluruhan.
“Banyak investor dan pedagang harus memenuhi panggilan margin untuk produk lain, sehingga mereka menjual apa yang mereka bisa. Itu sebabnya itu memukul emas dan saham pertambangan emas," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Investor Global AS.
“Orang-orang berusaha menjual apa pun yang mereka bisa. Ini merupakan penjualan keseluruhan," tambah dia.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, Sabtu (29/2/2020), harga emas di pasar spot jatuh 3,2 persen menjadi USD 1,590,17 per ounce. Emas berjangka AS turun 3,5 persen menjadi USD 1,585,30 per ounce.
Harga emas koreksi tajam pada minggu ini, setelah mencapai tertinggi tujuh tahun USD 1.688,66 pada hari Senin. Logam ini sekarang berada di jalur untuk mencatat penurunan mingguan terbesar sejak November.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kepanikan Investor
Penyebaran cepat virus corona menimbulkan ketakutan akan pandemi, dengan enam negara melaporkan kasus pertama mereka dan Organisasi Kesehatan Dunia memperingatkan bahwa itu dapat menyebar ke seluruh dunia.
Kepanikan virus mengirim pasar saham dunia ke jalur untuk penurunan mingguan terburuk sejak 2008, dengan hampir USD 6 triliun terhapus dari nilai pasar mereka sejauh minggu ini.
"Karena sentimen telah memburuk, investor telah menutup beberapa posisi terbuka mereka dalam mata uang, tetapi kemungkinan besar juga dalam emas. Oleh karena itu, harga emas telah gagal untuk membuat level tertinggi baru karena pasar ekuitas telah agresif dijual,” tulis analis ABN Amro Georgette Boele dalam sebuah catatan.
“Jika penghindaran risiko menyebabkan kepanikan, investor akan menemukan uang tunai dan aset yang sangat likuid lebih menarik. Mereka mungkin akan melikuidasi posisi investasi emas," tambah dia.
Advertisement