Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengumumkan, proses digitalisasi Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kini telah mencapai 70 persen. Berdasarkan laporan Pertamina, sebanyak 3.814 unit SPBU dari 5.518 unit SPBU di seluruh Indonesia sudah dilakukan instalasi dashboard.
Sedangkan instalasi Automatic Tank Gauge (ATG) telah terpasang di 4.216 unit SPBU atau mencapai 76 persen. Targetnya, Pertamina dapat menuntaskan proses digitalisasi di 5.518 SPBU pada pertengahan 2020.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, digitalisasi SPBU merupakan bagian dari modernisasi seluruh lini bisnis Pertamina dari hulu hingga hilir, sebagai jawaban atas tantangan era digital.
Advertisement
Dia meyakinkan bahwa dengan digitalisasi, Pertamina dapat memantau kondisi stok dan penjualan BBM secara real time, sehingga kondisi kekurangan BBM di SPBU dapat lebih diantisipasi.
"Sistem ini juga diyakini memberikan manfaat berupa peningkatan kepastian takaran, selain itu diharapkan juga meningkatkan pengawasan penyaluran BBM," ujar Fajriyah melalui sebuah keterangan tertulis, Sabtu (29/2/2020).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pihaknya terus mendorong pembayaran di SPBU Pertamina dengan menggunakan uang non-tunai, khususnya transaksi yang dilakukan melalui aplikasi MyPertamina yang dikembangkan perseroan.
"Meskipun pembayaran tunai tetap disediakan, namun kami terus mendorong pembayaran cashless melalui berbagai channel baik jalur debit perbankan maupun melalui aplikasi MyPertamina," kata Fajriyah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pertamina Targetkan Bangun 3.827 Pertashop di Indonesia
PT Pertamina (Persero) menargetkan pembangunan Pertashop hingga 3.827 desa di seluruh Indonesia pada 2020 ini. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Pemasaran Retail Masud Hamid usai acara Kick Off Petrashop PT Pertamina di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/2/2020).
"Targetnya minimal di 3.827 desa di seluruh Indonesia tahun ini," ujar Masud seperti ditulis, Jumat (28/2/2020).
Meski begitu, dia mengatakan, Pertamina mengutamakan pengadaan Pertashop di lokasi-lokasi kecamatan yang memang belum memiliki SPBU.
"Lalu yang kedua desa-desa yang kecamatannya ada SPBU tapi araknya jauh antara 5 sampai 10 kilometer. Jadi ini menjadi prioritas masyarakat bisa mendapatkan BBM kualitas bagus dan tidak terlalu jauh dari desanya," kata Masud.
Pengadaan Pertashop ini juga merupakan hasil kerja sama antara Pertamina dengan Kementerian Dalam Neger atau Kemendagri. Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Nata Irawan menuturkan, hingga saat ini, ada 500 desa yang memenuhi syarat bisa dibangun Petrashop.
"Dari 3.500-an desa, kita verifikasi, ada sekitar 500 desa yang bisa memenuhi syarat dibangun Pertashop. Hal itu dilihat desa-desa tersebut pernah memenangkan lomba-lomba yang diselenggarakan Kemendagri," ucap Nata Irawan.
Melihat jumlah tersebut, menurut Masud, pihaknya juga sudah siap untuk pengadaan 500Â Pertashop. Namun, saat ini menunggu kesiapan peralatannya.
"Nanti tinggal kesiapan equipment karena equipment ini khusus, punya spesifikasi khusus. Selama ini kita bekerja sama dengan Barata dan Pindad untuk produksi tangki ini," papar Masud.
Advertisement