Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan bahwa industri makanan dan minuman masih aman meski ada penyebaran virus corona.
"Virus (Corona) tidak ada pengaruh nya," tegas dia di Ibis Hotel, Jakarta, Sabtu (29/2/2020).
Baca Juga
Adhi menilai virus corona dalam penyebaranya tidak bisa mengkontaminasi lewat makanan dan minuman. 'Viirus itu mati dalam proses pengiriman. Virus ini tidak tahan panas dan dingin," imbuh nya.
Advertisement
Bahkan buah impor asal China masih dinyatakan aman untuk di konsumsi.
Para pelaku usaha industri makanan dan minuman dalam negeri justru, mengkhawatirkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
"Ini akan berdampak bagi hotel.Tapi industri kita juga akan kena karena otomatis makan dan minuman berkurang," ungkap Adhi.
Selain itu, ia juga mengungkapkan justru sektor logistik lah yang paling terpukul dan ditakutkan mempengaruhi industri makanan dan minuman dalam negeri akibat virus corona.
"Justru logistik, karena pelabuhan di China masih di tutup, itu akan berdampak," tegas nya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Akibat dari penutupan pelabuhan di China, ia menyebut kegiatan produksi industri makanan dan minuman menjadi terganggu. " Kan, mesin,spare part, atau alat-alat yang perlu di ganti. Tidak bisa masuk," lanjut dia.
Ia kemudian, mendorong pemerintah Indonesia untuk memberikan kebijakan yang dapat memberi stimulus bagi pelaku usaha industri makanan dan minuman nasional.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI Agus Eko N menilai bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia terhadap industri makanan dan minuman Indonesia masih belum tepat sasaran.
"Stimulus yang diberikan masih terlalu umum, menurut pandangan kami," tegas Eko.
Menurut nya langkah yang di ambil pemerintah masih belum maksimal. Khususnya dalam memastikan kecukupan ketahanan pangan nasional.
"Cek gudang-gudang logistik bahkan gudang swasta. Perhatikan stok," ungkap nya.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadi nya lonjakan harga yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
"Kalau produksi terganggu, itu akan menekan konsumsi kita lebih dalam lagi," tutup nya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement