Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi selama bulan Februari 2020 sebesar 0,28 persen. Lebih rendah dari inflasi Januari 2020 sebesar 0,39 persen. Sementara, inflasi tahun kalender sebesar 0,66 persen dan inflasi tahun ke tahun 2,98 persen.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo meyakini inflasi tahun ini akan rendah dan terkendali di sasaran yaitu 3 plus minus 1 persen. Ada empat alasan yang meyakini Bank Indonesia tetap optimis.
Pertama, permintaan dalam ekonomi masih lebih rendah dari kapasitas produksi. Dalam arti, kesenjangan output negatif.
Advertisement
Baca Juga
"Sehingga kenaikan itu dampaknya kecil ke inflasi," kata Perry di Komplek Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (2/3).
Kedua, harga-harga impor rendah. Sehingga dampaknya pun rendah. Ketiga, dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi juga rendah.
"Kami yakin pelemahan ini, karena memang kenaikan premi risiko duluan, bukan fundamental," ungkap Perry.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dana Investasi
Kondisi ini terjadi akibat investor mengalami risk off, yaitu mengambil dana investasi. Perry meyakini, investor akan kembali menanamkan modalnya setelah kondisi kembali semula.
"Keseluruhan rupiah akan stabil dan karenanya dampak inflasi rendah," ujar dia.
Keempat, inflasi akan terus terjaga rendah karena koordinasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Koordinasi dilakukan melalui tim pusat inflasi di bawah komando Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Termasuk mengatasi gangguan jangka pendek saat terjadi kenaikan harga pada komoditas bawang putih dan minyak goreng. Pasokan beras juga cukup di seluruh daerah .
"Insya Allah inflasi terjaga dalam kisaran 3 plus minus 1 persen sampai akhir tahun," kata Perry.
Reporter:Â Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement