Sukses

Gara-Gara Corona, Masker dan Hand Sanitizer di Supermarket Ludes Terjual

Masker dan disinfektan (hand sanitizer), sudah habis terjual sejak sebulan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Semenjak Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan sudah ada dua orang yang terpapar virus corona di Indonesia pada Senin (2/3). Muncul beberapa informasi, bahwa banyak warga DKI Jakarta berbondong-bondong menyerbu berbagai pusat perbelanjaan untuk membeli bahan pokok.

Namun, menurut pantauan Liputan6.com di Central Park Mall, Jakarta Barat, Selasa (3/3/2020), pukul 17.30 WIB, tidak terlihat antrean panjang di depan kasir.

Melainkan hanya beberapa konsumen yang tampak membawa troli dengan penuh barang belanjaan. Di setiap loket kasir pembayaran terlihat normal.

Tapi terlihat beberapa troli konsumen yang cukup penuh dengan kebutuhan pokok, misalnya minyak goreng, telur, mie instan, dan makanan kaleng siap saji, hingga minuman mineral dan minuman jus kemasan.

Rak-rak sembako lainnya terlihat normal, hanya saja untuk mie instan kardusan, telur, dan minyak terlihat lenggang. Dikarenakan hari sebelumnya sudah dibeli oleh para konsumen, dan belum diisi kembali oleh pihak supermarket.

Selain kebutuhan pokok, beberapa barang, seperti masker dan disinfektan (hand sanitizer), ternyata sudah habis terjual. Berdasarkan informasi, masker dan disinfektan sudah habis sejak sebulan lalu.

"Kalau masker sama hand sanitizer sudah habis, dari sebulan lalu," ujar salah satu pegawai supermarket.

Saat ditanyai lagi, kapan stok masker dan disinfektan akan siap. Pegawai itu mengaku tidak tahu, sebab belum ada konfirmasi dari pihaknya lebih lanjut.

Sementara itu, terlihat beberapa pegawai supermarket seperti kasir dan lainnya ada yang menggunakan masker, begitupun dengan beberapa pembeli. Secara keseluruhan, menurut pantauan Liputan6.com kondisi supermarket di Central Park Mall terlihat normal, dilihat dari stok makanan yang dijajakan di rak-rak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Meski Dilarang Akibat Corona, 811 Warga China Tetap Masuk ke Indonesia

Pemerintah resmi melarang warga negara China masuk Indonesia sejak 5 Februari 2020. Kebijakan itu dilakukan sebagai langkah antisipasi agar Indonesia tak terjangkit virus corona.

Namun meski kebijakan ini diterapkan oleh pemerintah, masih tetap ada warga negara China yang nekat datang ke Indonesia.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian keuangan, sebanyak 811 warga China masih berdatangan ke Indonesia. Di mana sebanyak 550 warga China berkunjung di 5 Februari pasca ditetapkan larangan tersebut.

Kemudian, di 6 Februari kembali masuk sebanyak 285 orang. Sementara di 8 Februarinya tercatat masih ada 3 orang yang masuk ke Indonesia. Sehingga total keseluruhan sejak diberlakukan kebijakan pelarangan tersebut, pemerintah kecolongan sebanyak 811 warga China masuk ke Indonesia. 

Direktur Kepabeanan Internasional dan Antar Lembaga Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu, Syarif Hidayat menjelaskan, masuknya ratusan warga China tersebut dikarenakan adanya transit penerbangan. Sehingga mau tidak mau masih terdapat di Indonesia.

"Kalau yang tiga orang itu mungkin transit. Bisa juga pesawat lain yang melalui Singapura atau Timor Leste, atau transit juga bisa," kata dia di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/3).

Berdasarkan catatan, jumlah penumpang asal China berada di puncaknya saat Tahun Baru Imlek pada 25 Januari 2020, sebanyak 7.792 penumpang. Setelah tanggal itu, jumlah penumpang asal China terus menurun.

Sejak 25 Januari 2020 hingga saat ini, jumlah penumpang asal China menurun drastis hampir 100 persen. Sementara sejak 9 Januari hingga hari ini, tak ada jumlah penumpang asal China yang berkunjung ke Indonesia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.comÂ