Sukses

Indonesia Berpeluang Jadi Pemasok Utama Gas Dunia

Indonesia berpeluang menjadi pemasok gas utama di dunia seiring dengan beroperasinya sejumlah proyek hulu migas.

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, Indonesia berpeluang menjadi pemasok gas utama di dunia. Hal ini bakal terjadi dengan beroperasinya sejumlah proyek hulu migas.

Kepala SKK Migas DWI Soetjipto mengatakan, penemuan cadangan gas besar dari Blok Saka kemang pada 2019, serta selesainya revisi rencana pengembangan Blok Masela pada Juli 2019 menjadi optimisme masa depan industri hulu migas Indonesia. Dengan begitu, nantinya produksi gas lebih dominan dibandingkan minyak.

Selesainya proyek Masela, proyek utama hulu migas serta penemuan lapangan migas baru lainnya, akan menjadikan Indonesia kembali menjadi salah satu produsen gas utama dunia dan mendukung pemerintah untuk meningkatkan daya saing indsutri dalam negeri.

"Dengan ketersediaan pasokan gas, serta menjadikan Indonesia berpeluang untuk kembali menjadi pemasok utama LNG dunia," kata Dwi, di Jakarta, Rabu (4/3/2020).

SKK Migas saat ini telah memiliki empat strategi untuk meningkatkan produksi migas nasional. Strategi itu yaitu mempertahankan tingkat produksi existing yang tinggi, transformasi sumberdaya ke produksi, mempercepat chemical EOR dan eksplorasi untuk penemuan besar.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Potensi 12 Area Baru

SKK Migas telah mengidentifikasi 12 area yang berpotensi memiliki kandungan migas dalam jumlah yang besar dengan rincian 6 area di Indonesia bagian barat, 4 area di Indonesia bagian timur dan 2 area di laut dalam.

Dari total produksi gas tahun 2019 sebesar 6.140 BBTU, penyaluran dalam bentuk gas alam cair (Liqufied Natural Gas/ LNG) secara keseluruhan mencapai 2.025 BBTU, dengan alokasi untuk domestik sebesar 508 BBTU dan LNG ekspor sebesar 1.417 BBTU.

Saat ini kapasitas kilang LNG di Indonesia sebesar 16 MTPA yang berasal dari LNG Tangguh 7,6 MTPA dan LNG Bontang 8,6 MTPA. Kapasitas kilang LNG akan bertambah sebear 13,3 MTPA jika proyek train 3 Tangguh dengan kapasitas 3,8 MTPA dan Abadi LNG proyek Masela sebesar 9,5 MTPA selesai dibangun.

Pasar ekspor utama LNG ke China, Jepang, Korea Selatan, Thailand dan Taiwan yang dipasok dari kilang LNG Badak dan LNG Tangguh.

"Penyelesaian proyek utama hulu migas dan mega proyek Abadi Masela dimasa mendatang Indonesia akan kembali menjadi salah satu produsen utama LNG dunia, yang dapat semakin meningkatkan kontribusi hulu migas pada peningkatan pasokan untuk industri nasional maupun memasok kebutuhan LNG dunia, sehingga akan semakin meningkatkan devisa negara," tandasnya.