Sukses

Jokowi Targetkan Indonesia Tidak Ada Kemiskinan Ekstrim di 2024

Saat ini angka kemiskinan masih ada yaitu 3,37 persen atau sekitar 9,91 jiwa berdasarkan standar angka kemiskinan Internasional

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap tidak ada kemiskinan ekstrim di Indonesia pada 2024. Sebab saat ini angka kemiskinan masih ada yaitu 3,37 persen atau sekitar 9,91 jiwa berdasarkan standar angka kemiskinan Internasional yang digunakan bank dunia.

"Kita harapkan di 2024, untuk kemiskinan ekstrim ini kita bisa pada berada posisi 0," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait Strategi Percepatan Pengentasan Kemiskinan di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (4/3/2020).

Walaupun angka kemiskinan penurun sejak 2015 dari 11,22 persen jadi 9,22 persen di September tetapi angka tersebut belum cukup. Menurut dia, saat ini penuntasan kemiskinan harus terus dilakukan. Dengan cara menyasar penduduk yang sangat miskin.

"Kita bisa fokus menangani terlebih dahulu yang 9,91 jiwa ini. Karena itu dat tentang siapa dan di mana masyarakat kita ini harus betul-betul akurat sehingga program bisa disasarkan tepat pada kelompok yang kita inginkan," kata Jokowi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Data BPS

Sebelumnya diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase penduduk miskin pada September 2019 sebesar 9,22 persen, menurun 0,19 persen terhadap Maret 2019 dan menurun 0,44 persen terhadap September 2018.

Adapun jumlah penduduk yang berada di garis kemiskinan pada September 2019 sebesar 24,79 juta orang.

"Jumlah penduduk miskin pada September 2019 sebesar 24,79 juta atau menurun 0,36 juta orang terhadap Maret 2019 dan menurun 0,88 juta orang terhadap September 2018," ujar Kepala BPS, Suhariyanto, di Kantornya, Jakarta, Rabu (15/1).

Suhariyanto melanjutkan, persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2019 sebesar 6,69 persen, turun menjadi 6,56 persen pada September 2019. Sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada Maret 2019 sebesar 12,85 persen, turun menjadi 12,60 persen pada September 2019.

Reporter:  Intan Umbari Prihatin 

Sumber: Merdeka.com