Sukses

Sri Mulyani Blak-blakan Masalah Ekonomi Indonesia Sepanjang 2019

Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan bernagai tantangan kondisi ekonomi Indonesia di tengah gejolak ekonomi dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjadi pembicara di acara Rapat Kerja Nasional Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta. Dalam kesempatan itu, dirinya membeberkan bernagai tantangan kondisi ekonomi Indonesia di tengah gejolak ekonomi dunia.

Sri Mulyani mengatakan, 2019 lalu menjadi tahun yang tidak mudah bagi Indonesia. Berbagai risiko tantangan datang dari berbagai faktor, baik perang dagang antara Amerika Serikat dan China, geopolitik, dan juga brexit.

Namun, pengaruh tersebut tidak terlalu berdampak besar bagi ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi RI tetap tumbuh dikisaran 5 persen meski berbagai kondisi global menghantui Tanah Air.

"Kita tetap mampu jaga ekonomi 5 persen namun melihat komponen pertumbuhan ekonomi permintaan kita sudah menyampaikan beberapa kali waspada," kata dia dalam sambutannya, Kamis (5/3/2020).

Meski ekonomi Indonesia secara keseluruhan berada di 5 persen. Namun dirinya tetap khawatir lantaran pertumbuhan ekonomi di kuartal IV berada di bawah 5 persen atau tepatnya di kisaran 4,9 persen.

"Lingkungan global masuk ekonomi kita dan menyebabkan beberapa kegaitan terutama di bidang investasi, dari komponen perekonomian kita. Namun tetap harus diwasapdai meski masih dekat 4,93 tetap waspada karena ini tekanan," kata Sri Mulyani.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Masalah Indikator Ekonomi

Bendahara Negara ini juga mengingatkan, sepanjang 2019 kegiatan investasi atau pembentukan modal total bruto pertumbuhannya hanya mencapai 4 persen saja. Posisi ini jauh dari harapan waktu di 2018 di mana pertumbuhan ditargetkan sebesar 7 persen.

Pertumbuhan ekspor juga tak semanis dibayangkan pemerintah. Ekspor berturut-turut hanya tumbuh 4 persen, kecuali pada kuartal III-2019 lalu. Di samping itu impor pada 2019 juga tercatat terkontraksi tinggi.

"Maku aku melihat megconfirm ekonomi kita berhati-hati untuk ekspansi karena banyak produksk yang melakukan penurunan impor bahan baku," kata dia.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com