Liputan6.com, Jakarta Pengusaha mengeluhkan bisnisnya yang kian terganggu wabah Virus Corona. Pengusaha yang berkeluh kesah berasal dari sektor pariwisata dan pemilik usaha dengan bahan baku impor.
"Data kami, yang terdampak pariwisata dan pengusaha yang bahan bakunya impor," kata Wakil Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Eka Sastra dalam satu diskusi di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Eka menuturkan, jika saat ini kondisi sektor pariwisata sudah lesu. Sementara dari sisi aktivitas impor, terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku produksi. Begitu juga dengan ekspor yang tertahan di beberapa titik.
Mengatasi ini, pengusaha akhirnya mencari pasar ekspor baru ke negara-negara tradisional yang tak terdampak Virus Corona.
Tak hanya itu, beberapa kerja sama perdagangan dengan negara yang terkena suspect covid-19 seperti China, Jepang dan Korea ikut terganggu. Bahkan terpaksa melakukan penundaan transaksi.
"Tentu saja itu sangat mengganggu cash flow dan perencanaan yang kami bangun," kata Eka.
Dalam kondisi ini Eka menilai pemerintah dan semua pemangku kebijakan harus melakukan evaluasi dari sisi produksi dan tata niaga. Dunia usaha mengharapkan sistem kelembagaan yang responsif.
"Harapan kita agar situasi kembali normal sehingga kita bisa mengeksekusi semua rencana dan beberapa kontrak kontrak yang sudah berjalan saat ini," kata Eka.
Reporter: Anisyah Alfaqir
Sumber: Merdeka.com
Penanganan Virus Corona di Indonesia Jadi Perhatian Bank Dunia
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan pertemuan tertutup dengan perwakilan Bank Dunia. Pertemuan tersebut membahas mengenai dampak penyebaran Virus Corona serta rencana penerapan Kartu Pra Kerja di Indonesia.
"Dengan Bank Dunia bahas Kartu Pra Kerja, bahas corona virus, bahas Cipta Kerja. Jadi banyak hal dibahas," ujar Airlangga di Kantornya, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Baca Juga
Airlangga melanjutkan, penanganan Virus Corona di Indonesia menjadi perhatian khusus Bank Dunia. Sebab, Indonesia secara resmi sudah masuk dalam daftar negara yang mengakui warna negaranya terpapar Covid-19.
"Jadi Indonesia tentu sebagai negara lain juga masalah Corona Virus ini yang menjadi perhatian utama dan harapannya kesiapan di health care sector," jelasnya.
Mantan Menteri Perindustrian tersebut menambahkan, pihaknya juga membahas mengenai Omnibus Law dengan Bank Dunia. Omnibus Law diharapkan mampu merestrukturisasi berbagai aturan yang selama ini banyak menghambat ekonomi.
"Kemudian harapan berikut mengenai reformasi struktural ekonomi itu melalui Omnibus Law. Dan mereka mendukung program tersebut karena ini dianggap The Light at The End of The Tunnel," jelasnya.
"Jadi ini harapan ke depannya melalui restrukturisasi di bidang perekonomian melalui UU Cipta Kerja, tahap berikutnya tentu reformasi birokrasi yang akan mendeliver keputusan-keputusan yang diambil," tandasnya.
Reporter:Â Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Â
Advertisement