Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak melemah pada pembukaan perdagangan awal pekan ini. Sementara itu pasar saham dunia juga anjlok pada perdagangan hari ini
Pada praperdagangan saham Senin (9/3/2020), IHSG terjun bebas 133,93 poin atau 2,44 persen ke posisi 5.364,60. Kemudian pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG semakin terperosok hingga turun 175,44 poin atau 3,21 persen ke level 5.320,61.
Baca Juga
Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 5.364,60 dan terendah di 5.314,09.
Advertisement
Sebanyak 172 saham melemah sehingga membuat IHSG ke zona merah. Sedangkan hanya 30 saham yang menguat dan 69 saham diam di tempat.
Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 20.357 kali dengan volume perdagangan 222,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 303,3 miliar.
Investor asing jual saham Rp 6,18 miliar di pasar regular, dan posisi rupiah di angka 14.330 per dolar AS.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, semuanya berada di zona merah. Sektor yang memimpin pelemahan adalah sektor industri dasar yang terjun 5,1 persen. Kemudian diikuti sektor pertanian yang turun 4,51 persen dan sektor manufaktur melemah 4,17 persen
Saham-saham yang tertekan dan mendorong IHSG terjun bebas antara lain LPPF turun 12,63 persen ke level Rp 2.500. Saham ELSA melemah 11,30 persen ke level Rp 202. Saham AGRO turun 10,96 persen ke level Rp 130.
Sementara saham yang menguat antara lain ESTA yang naik 70 persen ke level Rp 204. Saham BESS menguat 69,52 persen ke level Rp 178. Saham VINS naik 34 persen ke level Rp 134.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indeks Saham Dunia
Pasar saham dunia anjlok pada perdagangan hari ini. Indeks saham Dow Futures di Amerika Serikat turun lebih dari 1.000 poin akibat kekhawatiran jatuhnya perekonomian akibat wabah virus corona dan perang harga minyak.
Dikutip dari CNBC, indeks saham Dow Jones Industrial Average (DJIA) anjlok 1.076 poin, menunjuk ke kerugian lebih dari 1.100 poin pada pembukaan perdagangan Senin. S&P 500 berjangka dan Nasdaq-100 berjangka juga menunjukkan kerugian signifikan pada pembukaan perdagangan Senin.
Penurunan tajam di pasar berjangka memberi sinyal lebih banyak gejolak di depan setelah minggu roller-coaster yang melihat S&P 500 berayun naik atau turun lebih dari 2,5 persen selama empat hari berturut-turut.
Di tengah gejolak pasar, investor terus mencari aset yang lebih aman di tengah kekhawatiran tambahan bahwa virus corona akan mengganggu rantai pasokan global dan mendorong perekonomian ke dalam resesi.
Hasil pada catatan Treasury 10-tahun benchmark turun sebentar di bawah 0,5 persen, sebelum pulih sedikit ke perdagangan terakhir di 0,5533 persen.
Bursa saham di negara lain juga turun. Indeks saham Jepang Nikkei amblas 5,82 persen, indeks saham Hong Kong HangSeng turun 4,02 persen dan indeks saham Australia AORD anjlok 6,34 persen.
Advertisement