Â
Liputan6.com, Jakarta Ketersediaan pangan di wilayah Indonesia terus-menerus dipantau oleh Kementerian Pertanian. Berkaitan dengan hal itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengimbau para gubernur, wali kota dan bupati untuk memperhatikan ketersediaan pangan di masing-masing wilayah.
Kata Mentan Syahrul, langkah ini penting dilakukan untuk menjamin ketersediaan pangan, mengingat saat ini dunia sedang digoncang wabah virus Corona.
Advertisement
"Berhenti dulu politik-politiknya, berhenti dulu dengan status yang dimiliki. Pikirkan perut rakyat dan pastikan pangan mereka tersedia. Saya siap untuk membantu jika kalian (pimpinan daerah) butuh bantuan," ujar Mentan Syarul saat menghadiri Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (10/3).
Menurut Mentan Syahrul, dalam situasi seperti ini semua elemen dan pemangku kepentingan harus turun tangan untuk memastikan pangan nasional aman dan terkendali dengan baik. Terlebih saat ini, perdagangan dunia melorot hingga di angka 17 persen.
"Sekali lagi, saya minta kita berjuang sama-sama melawan guncangan yang kita hadapi ini," katanya.
Mentan Syahrul mengatakan, jika ekonomi terus melemah, maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi shut down secara perlahan dan industri-industri di seluruh dunia. Mereka secara serentak akan menurunkan produksi sementara dan bisa mengakibatkan PHK dalam skala besar.
"Persoalan ini yang harus menjadi perhatian kami sebagai pemerintah. Untuk itu, mari kita pastikan perekonomian kecil tetap berjalan dari pasar ke pasar. Meskipun dari data yang kita miliki, beras kita cukup dan yang lain juga cukup," katanya.
"Kita tidak boleh menambah beban psikologi negara. Jangan biarkan harga cabai naik dari Rp25 ribu menjadi Rp80 ribu," tambahnya.
Disisi lain, Mentan mendukung tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum-oknum yang sengaja menaikan harga dan menimbun bahan pangan.
"Kalau ada penimbunan saya akan minta pak Kapolri turun tangan. Semua harus turun tangan, jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya Panic Buying. Yang jelas seluruhnya kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri," tutupnya.Â
Â
(*)