Sukses

Harga Emas Tergelincir Lebih dari 1 Persen

Harga emas tergelincir lebih dari 1 persen pada hari Selasa

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas tergelincir lebih dari 1 persen pada hari Selasa, setelah menembus batas USD 1.700 pada sesi sebelumnya, karena tanda-tanda kebijakan global berkurang untuk meredam dampak ekonomi dari epidemi virus corona.

Dikutip dari laman CNBC, Rabu (11/3/2020), harga emas di pasar spot turun 1,6 persen menjadi USD 1,653.23 per ounce. Emas berjangka AS turun 1,35 persen menjadi USD 1,653.1.

"Orang-orang menyeimbangkan kembali portofolio. Kami berharap akan mendengar lebih banyak pernyataan dovish dari bank sentral global, dan beberapa pelonggaran kebijakan," kata Michael Matousek, kepala pedagang di Global Investors AS.

Emas naik sebanyak 1,7 persen pada hari Senin ke level tertinggi sejak Desember 2012 di USD 1,702.56 setelah kekalahan di pasar ekuitas global pada prospek dampak ekonomi dari wabah virus, dan perang harga minyak memicu jatuhnya harga minyak mentah.

Ekuitas AS melonjak 2 persen di pasar terbuka karena sinyal pelonggaran kebijakan terkoordinasi untuk mencegah resesi global menenangkan para pedagang.

Presiden AS Donald Trump berjanji untuk mengambil langkah "besar" untuk meningkatkan ekonomi, dan Jepang meluncurkan paket langkah kedua senilai sekitar USD 4 miliar untuk mengatasi dampak dari wabah virus.

Bank sentral AS, setelah memberikan penurunan tingkat darurat minggu lalu, diperkirakan akan menurunkan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya pada 18 Maret.

Bank Sentral Eropa berada di bawah tekanan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Mereka akan bertemu pada hari Kamis.

Imbal hasil AS naik dari posisi terendah sepanjang masa, dan dolar juga rebound setelah pelemahan besar. Hal ini juga menjadikan harga emas turun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Virus Corona Masih Menjadi Momok

amun, momok virus corona tetap ada di latar belakang dengan lebih dari 114.300 orang terinfeksi secara global.

"Bisa jadi rebound Selasa di pasar ekuitas bisa menjadi apa yang disebut 'dead-cat bouncing' yang terjadi setelah aksi jual pasar utama, hanya untuk melihat harga terus tren turun," analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan dalam sebuah catatan.

Kepemilikan di dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik menjadi 30,99 juta ons, tertinggi sejak Oktober 2016.