Sukses

Kemenperin Genjot Ekspor Produk Kerajinan IKM Yogyakarta

Yogyakarta memiliki sektor IKM yang variatif, antara lain industri logam mulia, kimia, hasil pertanian dan kehutanan, fesyen, kuliner, serta kerajinan.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian terus berupaya mengangkat potensi industri kecil dan menengah (IKM) di seluruh wilayah Indonesia. Sebab, setiap daerah memiliki berbagai produk keunggulan khas sesuai dengan kekayaan sumber daya alam dan budayanya.

“Indonesia memiliki beberapa wilayah yang telah berkembang IKM-nya, salah satunya adalah Yogyakarta,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Agus Tavip Riyadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (11/3).

Agus menyebutkan, Yogyakarta memiliki sektor IKM yang variatif, antara lain industri logam mulia, kimia, hasil pertanian dan kehutanan, fesyen, kuliner, serta kerajinan. Daya saing IKM Yogyakarta dinilai mampu kompetitif baik di kancah domestik maupun global, sehingga menjadi barometer perkembangan ekonomi kreatif di Pulau Jawa.

“Secara umum, industri yang terdapat di Yogyakarta adalah industri kecil. Pada kenyataannya, hasil industri di wilayah Yogyakarta, utamanya produk kriya (kerajinan), fesyen dan kuliner telah banyak diminati konsumen luar negeri,” tuturnya. Hingga kini, Yogyakarta memiliki lebih dari 78 ribu unit usaha sektor IKM, yang sebagiannya punya potensi dobrak pintu ekspor.

Data Dinas Perindag Kota Yogyakarta menunjukkan, nilai ekspor D.I. Yogyakarta sepanjang tahun 2018 mencapai USD338,02 juta atau naik 13,96 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 296,61 juta. Komoditas yang berandil besar dalam meningkatkan nilai ekspor DIY tersebut, di antaranya pakaian jadi tekstil, mebel kayu, sarung tangan kulit, biji vanila dan minyak atsiri.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Fokus Pengembangan IKM

Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih menegaskan, pihaknya fokus mengembangkan pelaku IKM di dalam negeri, termasuk sektor kerajinan, karena selama ini memberikan kontribusi yang signfikan terhadap perekonomian nasional.

“Masa depan IKM sangat menjanjikan dan dapat menjadi sumber ekonomi dengan nilai yang tinggi, karena dalam industri ini sangat sarat dengan gagasan, seni, inovasi, teknologi, serta kekayaan intelektual yang di Indonesia cukup besar potensinya,” paparnya.

Guna memacu inovasi produk IKM kerajinan agar lebih berdaya saing, Ditjen IKMA Kemenperin memiliki berbagai program strategis, antara lain mefasilitasi bantuan mesin dan peralatan industri dalam program restrukturisasi (potongan harga).

Selanjutnya, program pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk serta program pemasaran online melalui e-Smart IKM yang telah berjalan selama dua tahun dan bekerjasama dengan marketplace yang sudah ada.

“Hal ini kami rasa sudah sejalan dengan tantangan industri di masa depan untuk melampaui perjalanan industri yang semakin kompleks, oleh karenanya Kemenperin telah dan akan mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0 secara konsisten dari tahapan-tahapan yang ada,” imbuh Gati.

 

 

3 dari 3 halaman

Pameran

Oleh karena itu, Kemenperin memberikan apresiasi kepada para pelaku IKM yang berasal dari Kota Gudeg atas partisipasinya pada Pameran Kerajinan Jogja Istimewa 2020. Upaya ini diharapkan dapat memperluas jaringan dan pasar mereka.

Pameran yang berlangsung selama empat hari, pada tanggal 10-13 Maret 2020, diikuti sebanyak 55 IKM. Mereka berasal dari Kota Yogyakarta (12 IKM), Kabupaten Bantul (15 IKM), Kab. Sleman (17 IKM), Kab. Gunungkidul (5 IKM), dan Kab. Kulonprogo (6 IKM).

Sekretaris Daerah D.I. Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan, industri kerajinan menjadi salah satu pendukung utama bagi perekonomian daerah. “Sektor andalan kita memang ekonomi kreatif, yang di antaranya disumbangkan cukup besar oleh industri kerajinan,” ujarnya.

Di tengah kondisi wabah virus korona, Pemerintah Daerah D.I. Yogyakarta kini fokus meningkatkan kunjungan wisatawan dalam negeri. “Sebab wisatawan mancanegara memang berkurang, bukan karena mereka takut datang, tetapi jadwal penerbangan yang ditutup oleh negara mereka,” ungkapnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan D.I. Yogyakarta, Aris Riyanta mengemukakan, pelaku IKM yang dibawa pada pameran kali ini sudah menghasilkan berbagai produk premium atau berkualitas, yang sebagian telah menembus pasar ekspor. “Produk industri Yogyakarta yang punya orientasi ekspor, antara lain furnitur dan produk kulit,” jelasnya.