Liputan6.com, Jakarta - PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) dengan kegiatan usaha di Kawasan Industri MM2100 Cibitung, saat ini sedang meng-upgrade sistem ERP (Enterprise Resource Planning) atau perangkat lunak untuk mengelola berbagai aktivitas operasional dalam sebuah bisnis.
Sistem ERP yang dipilih adalah ERP Microsoft Dynamics on Azure Cloud Computing Platform yang ditanamkan dalam sistem korporasi atas kerjasama dengan PT Artha Infotama.
Baca Juga
Wakil Direktur Utama Perseroan Leo Yulianto Sutedja menyampaikan sistem ERP Microsoft Dynamics on Azure Cloud Computing Platform dipilih karena dapat membantu perusahaan menjalankan proses operasional usaha secara efisien, akurat, dan optimal.
Advertisement
"Setelah implementasi sistem ERP diharapkan selesai pada tahun ini, ekspektasi kami adalah bisa mendapatkan report yang on time dan akurat serta mengakses informasi secara real time," dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (11/3/2020).
Itu dapat direalisasikan dengan memanfaatkan teknologi, yaitu diantaranya guna pembuatan dan penyusunan laporan-laporan serta penganggaran.
“Proses-proses yang terlibat, seperti accounting dan purchasing, dan unit divisi lainnya akan menjadi lebih sederhana dan memiliki sistemasi yang baik, sehingga dapat menganalisa data lebih terintegrasi dan pengambilan keputusan lebih tepat," kata dia.
BEST mempersiapkan diri untuk menghadapi era digitalisasi dengan meng-upgrade sistem ERP yang diterapkan.
Diharapkan dengan penerapan sistem ERP yang baru, BEST dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses sehingga dapat memaksimalkan sumber daya yang ada serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Bakal Punya Kawasan Industri Khusus Perawatan Pesawat
PT Argo Manunggal Group meluncurkan proyek terbarunya, yaitu kawasan industri modern bernama Aviarna berlokasi tepat di sebelah Bandar Udara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Aviarna merupakan kawasan industri yang di dalamnya terdapat  kawasan perbaikan pesawat (MRO/Maintenance Repair Overhaul), kawasan dry port, kawasan tourism dan komersial, serta kawasan mangrove yang dijadikan sebagai tempat wisata. Keseluruhan 450an Hektar akan dikembangkan, dan dikelola secara professional oleh team yg sukses mengelola MM2100, dan Bekasi Fajar.
Managing Director PT Bumi Raya Perkasa Nusantara Hendra Lesmana mengatakan, pemilihan proyek baru tersebut di dasari pada data statsitik di mana terdapat peningkatan yang signifikan atas jumlah penumpang pesawat, dan jumlah pesawat di Indonesia, dari hanya 1201 pesawat di 2017, di prediksi akan meningkat tajam menjadi lebih dari 2.500 di 2038 mendatang.
Dari banyaknya jumlah pesawat terbang beroperasi tersebut, hanya 30 persen-40 persen diantaranya yg di tangani perawatannya di dalam negeri, selebihnya perawatan di lakukan di luar negeri. Hal tersebut mengakibatkan pengeluaran devisa Negara yg tidak sedikit jumlahnya.
 Lokasi dari Aviarna berada di sebelah bandara internasional Ahmad Yani, menjadikannya sangat ideal sebagai kawasan untuk perbaikan pesawat. Seperti diketahui, jumlah frekuensi penerbangan dari dan ke bandara internasional Ahmad Yani mencapai lebih dari 22 ribu penerbangan dalam setahunnya.
Hal tersebut dikarenakan kota Semarang sendiri terletak di tengah Indonesia, sehingga jarak tempuh ke segala penjurunya relatif dekat.
 Kemudian dipilihnya kota Semarang sebagai lokasi, tidak terlepas dari tangan dingin Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang sukses memajukan kota Semarang menjadi kota metropolitan ke 5 di Indonesia, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi menjadi 5,62 persen di semester I 2019.
Kota Semarang saat ini juga telah memiliki 2 pelabuhan internasional (laut, dan udara), dan fasilitas yang tidak kalah majunya dengan kota lainnya. Kemudian juga upah minimum regional di Jawa Tengah masih kompetitif bagi investor untuk menanamkan modalnya.Â
Advertisement