Sukses

Diminati Banyak Negara, Jokowi Minta Petani Budidayakan Buah Tropis

Saat ini permintaan buah tropis sangat banyak, tetapi barang di Indonesia tidak ada.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta petani yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk membudidayakan buah tropis di Indonesia. Tidak hanya menanam sawit yang kini pasarnya mulai turun imbas Virus Corona (Covid-19).

Saat ini, beberapa negara sedang meminati buah tropis. Hal tersebut jadi peluang untuk Indonesia selain menanam karet dan sawit.

"Buah tropis ini sebenarnya yang diminati oleh negara-negara lain tuh banyak. Permintaan yang datang ke saya misalnya manggis. Ada salah satu, salah dua lah mengurus manggis," kata Jokowi saat Peresmian Pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2020 di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2020).

Saat ini permintaan buah tropis sangat banyak, tetapi barang di Indonesia tidak ada. Padahal, buah tropis diminati mulai dari Timur Tengah, Eropa, hingga China.

"Tapi barangnya enggak ada. Mestinya kan ada. Dari HKTI, satu dua yang memiliki kebun manggis, ya nggak usah banyak-banyak, nggak usah 100 ribu hektare, tapi 5 ribu hektare manggis," jelas Jokowi.

Tidak hanya di Jawa, wilayah di luar pulau ini juga bisa ditanami buah tropis. Sebagai contoh durian yang diminati warga Tiongkok. Sayangnya, Indonesia saat ini belum bisa memenuhi pasokan durian dengan kualitas yang diinginkan.

Minta lahan segitu kan mudah, enggak sulit, asal jangan di Jawa. Masih banyak lahan kita. Tapi yang disampaikan ini mau kita tanami ini manggis dengan cara ini.

"Durian dari kita itu ada yang enak, ada yang enggak enak. Campur-campur," kata Jokowi.

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

2 dari 2 halaman

Dampak Virus Corona, UMKM Bisa Substitusi Produk Impor

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki, menyebut bahwa virus Corona memberikan peluang untuk meningkatkan ekonomi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Di saat virus Corona berimbas buruk terhadap perekonomian global termasuk Indonesia, namun Teten memandang hal itu sebagai peluang, untuk meningkatkan nilai konsumsi produk UMKM dalam negeri. dan sebagai salah satu penyelamat perekonomian Indonesia.

Apalagi saat ini impor makanan, minuman, dan lainnya sedang diberhentikan, tentu itu peluang terbuka sekali.

"Kalau menurut saya sekarang impor UMKM, sayur buah itu besar sekali di sektor makanan. Nah itu bisa disubstitusi dengan produk UMKM, nah itu market akan nyerah. Ini yang sedang saya galakkan, bahkan kita banyak buah dan sayur tropis bisa disubstitusi produk lokal," kata Teten kepada awak media usai kegiatan Ngetem X KUMKM, di Gedung SMESCO Indonesia, Jakarta, Senin (9/3/2020).

Menurutnya, tidak perlu ada jaminan supaya produk UMKM bisa diserap dalam negeri, melainkan dengan berhentinya impor barang dari luar negeri bisa menjadi pendorong berkembangnya produk UMKM.

Begitu pun dengan rempah-rempah seperti jahe, temulawak, dan lainnya yang sekarang diisukan sedang naik harganya akibat masuknya virus Corona ke Indonesia. Ia berpendapat bahwa itu berdampak positif sekali.

"Berdampak positif sebenarnya, sekarang produk herbal apalagi yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan seperti jahe merah, minuman-minuman yang berbasis herbal lah, itu kan permintaan pasarnya meningkat, sehingga bahan bakunya juga terdongkrak jadi naik," ujarnya.

Meskipun saat ini produk pertanian belum terhubung langsung dengan proses industri makanan dan minuman herbal di UMKM. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya akan mengkonsolidasi bahan baku pertanian yang akan diolah menjadi makanan dan minuman tersebut, yang dimulai dari hulu yakni dari petani awalnya, sehingga petani itu juga bisa mendapatkan untung yang cukup besar.

Â