Sukses

Bangun Smesco, Leonard Theosabrata Andalkan Program Sparc

Program Sparc bersifat komprehensif untuk memberikan dorongan kepada masyarakat dan inisiatif Koperasi dan UKM melalui pemberdayaan.

Liputan6.com, Jakarta -  Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) atau Smesco, Leonard Theosabrata,  mengatakan bahwa dirinya tengah menjalankan rasionalisasi melalui Sparc Program. Langkah ini dipandang lebih efisien dibanding dengan melakukan pameran ke luar negeri.

Sparc Program adalah merevitalisasi Gedung Smesco untuk mendukung pengembangan produk UMKM. Di gedung tersebut akan dibuat bengkel untuk penelitian produk, business lounge dan juga foodcourt. Selain itu, Sparc Program juga melakukan peningkatan kapasitas pegawai.

"Minggu depan ada assessment untuk melihat kapasitas dan kemampuan, sudah dimulai dari humas, kita kasih fotografi class, semuanya kita balut dengan sparc program," kata Leonard dalam kegiatan "Koperasi dan UMKM Penyelemat Ekonomi Indonesia", di kementerian Koperasi dan UKM, Jumat (13/3/2020).

Program ini bersifat komprehensif untuk memberikan dorongan kepada masyarakat dan inisiatif Koperasi dan UKM melalui pemberdayaan. Di dalam program ini terdapat pelatihan digital platform, trade hub education platform, dan events future compound.

Nantinya, akan dibangun sarana dan prasana yang bisa digunakan untuk kegiatan umum berupa fasilitas restoran, dan food court, ruang rapat, dan lain sebagainya. Selain itu juga akan ada program pembinaan dan pelatihan serta inkubasi dari perusahaan dan UKM, dan juga workshop.

"Walaupun dengan yang terbatas, Kita akan showcase meskipun begitu ritelnya akan ada Smesco akan kita bikin resto, ada tiga lantaikan dibagi menjadi food court," ujarnya.

 

2 dari 2 halaman

Naik Kelas

Tujuan dari dibentuknya program ini supaya bisa menciptakan 'Job creation', supaya pelaku usaha mikro bisa ditampung, dan diberi pelatihan-pelatihan. Nantinya pelaku UMKM yang sudah memenuhi kriteria naik kelas bisa terus berkembang.

Karena menurutnya, percuma saja jika diadakan pameran ke luar negeri untuk UMKM, bukannya mendapatkan hasil malah menghabiskan dana saja. "harus dipersiapkan pameran, harus dipilih UKM yang berangkat, akhirnya pulang cuma bawa kartu nama aja tapi setelah itu enggak ada hasil. Buat apa kirim orang keluar negeri untuk kumpulin kartu nama," ujarnya.

Ia menyebutkan, memang dana yang diberikan pemerintah untuk alokasi UKM di Smesco sebesar Rp 800 juta. Ia berpikir daripada dana sekecil itu digunakan untuk pameran keluar negeri, yang hanya mampu membawa 10 UKM ke luar negeri lebih baik untuk membangun Smesco.

"Mending saya bangun sarana di Smesco, bisa service UKM yang lebih banyak," pungkasnya.