Sukses

Cegah Pelemahan Daya Beli Akibat Corona, Kemensos Cairkan Bansos Rp 7 Triliun

Kemensos mengambil langkah untuk mempercepat pencairan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahap II.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Sosial (Kemensos) hingga 10 Maret 2020 telah mencairkan anggaran dari Kementerian Keuangan senilai Rp 7,014 triliun untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan atas merebaknya virus corona (Covid-19).

Menteri Sosial Juliari P Batubara mengatakan, pihaknya telah mengambil langkah untuk mempercepat pencairan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahap II. Proses pencairan semustinya dijadwalkan pada April 2020, namun diajukan lebih cepat menjadi Maret 2020.

"Setiap tahun, bantuan PKH diberikan empat tahap. Kalau sesuai jadwal disalurkan bulan Januari, April, Juli, Oktober. Khusus tahap kedua ini, diajukan dari bulan April menjadi bulan Maret 2020," jelas dia dalam sebuah keterangan tertulis, Selasa (17/3/2020).

Berdasarkan catatan Kemensos, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang telah mencairkan bantuan PKH pada tahap II tersebar di berbagai daerah. Seperti di Kalimantan Selatan, Lampung (Kabupaten Lampung Timur, Pesawaran), Bengkulu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Banten (Pandeglang, Serang, dan Kabupaten Lebak), Jawa Tengah, Maluku dan Maluku Utara, Sulawesi Tengah, dan Sumatera Selatan.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin menyampaikan, besaran bantuan yang disalurkan pada tahap II yakni Rp 7.014.888.950.000 untuk 9.214.185 KPM.

Pepen lantas mengimbau agar KPM tidak panik dengan kondisi yang berkembang belakangan ini. "Kita harapkan tidak ada gejolak harga makanan yang terjadi. Untuk itu KPM diminta tidak perlu panik dengan isu mengenai virus corona karena pemerintah telah berupaya untuk meminimlisirnya," imbuhnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Stok Pangan Aman

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memastikan bahwa pasokan bahan pangan terjaga.  Bahkan, ia mengklaim ketersediaan bahan pokok cukup hingga Hari Raya Idul Fitri nanti. Hal ini menanggapi adanya panic buying yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Iya terjadi panic buying dengan masalah yang ada, sementara dari data kita ketersediaannya ada, sampai Lebaran, sementara saya perkuat," kata Syahrul di kementerian Pertanian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Menurut dia, Kementerian Pertanian masih berusaha untuk menentukan berbagai bahan pangan yang akan diimpor dengan melihat dipasok yang ada di dalam negeri dan juga negara-negara yang menyediakan bahan pokok tersebut. 

Hal ini perlu dilakukan karena beberapa negara di dunia telah menerapkan lockdown.

"Kita berusaha menemukan komoditasnya itu di mana, termasuk memang yang tidak ada di Indonesia atau barang yang dibutuhkan untuk impor. Jadi dipersiapkan itu," katanya.

Sementara itu, ia juga menyinggung terkait komoditas pertanian yang saat ini banyak dibutuhkan adalah komoditas bawang merah, sedangkan untuk komoditas bawang putih yang naik, karena memang bawang putih sulit untuk ditanam di Indonesia.

"Kalau bawang putih itu karena hidup dalam alam substropis susah banget hidup di sini, dan kita harus butuhkan itu, maka harus dipersiapkan," pungkasnya. Â