Sukses

Wabah Virus Corona Tak Pengaruhi Perdagangan Berjangka Komoditas

Di sektor perdagangan berjangka komoditas (PBK) rata-rata transaksi harian mencapai 30.552 lot (di luar single stock).

Liputan6.com, Jakarta PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mengungkapkan wabah Virus Corona tidak mempengaruhi sektor perdagangan berjangka komoditas. Sektor ini pun diyakini tetap tumbuh di atas 15 persen pada tahun ini.

Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Perseo) atau KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan, secara nasional, mungkin wabah corona akan memberikan pengaruh.

Tapi, dari sektor perdagangan berjangka komoditas, melihat bahwa wabah Corona tidak akan mengganggu terlalu jauh terhadap kinerja perdagangan berjangka komoditas.

"Data perdagangan yang terlihat positif dan terus mengalami pertumbuhan. Dengan peran serta semua pemangku kepentingan, kami masih optimistis pertumbuhan di perdagangan berjangka komoditas di tahun 2020 bisa lebih dari 15 persen dibandingkan tahun 2019," ujar dia seperti mengutip Antara, Selasa (17/3/2020).

PT Kliring Berjangka Indonesia, yang berperan sebagai lembaga kliring dan penjaminan transaksi di perdagangan berjangka komoditas, terus melakukan langkah untuk meningkatkan pertumbuhan di sektor perdagangan berjangka komoditas ini.

Fajar menambahkan, tahun 2020, selain transaksi perdagangan berjangka komoditas, sektor pasar fisik diproyeksikan juga akan tumbuh.

"Masuknya komoditas timah batangan di pasar fisik, diperkirakan juga akan menggairahkan perdagangan di bursa komoditas," katanya.

Data volume transaksi di PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sepanjang 2019 dan didaftarkan di PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyebutkan, di sektor perdagangan berjangka komoditas (PBK) rata-rata transaksi harian mencapai 30.552 lot (di luar single stock).

Transaksi tersebut meliputi komoditas sistem perdagangan alternatif atau SPA sebesar 63,80 persen, index 7,83 persen, mata uang asing 9,63 persen, primer 18,41 persen, dan single stock 0,32 persen.

 

2 dari 2 halaman

Pasar Fisik

Dari sektor pasar fisik komoditas, untuk transaksi timah murni batangan mencatatkan volume transaksi 5.436 lot, sedangkan untuk gula kristal rafinasi, volume transaksi selama tahun 2019 mencapai 19.429 lot.

Sedangkan dalam dua bulan pertama tahun 2020, rata-rata transaksi harian mencapai 40.286,4 lot (di luar single stock).

Transaksi tersebut meliputi komoditi SPA sebesar 69,41 persen, index 8,05 persen, mata uang asing 7,42 persen, primer 15,01 persen dan single stock 0,03 persen.

Dari sektor pasar fisik komoditas, untuk transaksi timah murni batangan mencatatkan volume transaksi 2,939 lot.

Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, perusahaan masih optimistis meskipun virus corona menambah ketidakpastian dalam investasi dan perdagangan, yang berakibat harga komoditas bergejolak semakin lebar, ada yang turun tajam, ada yang naik tajam.

"Hal ini membuka peluang buat pelindung nilai dan spekulator untuk memanfaatkan produk-produk berjangka. Ini bisa dilihat dalam volume rata-rata harian selama dua bulan pertama yang sangat meningkat dibanding tahun sebelumnya. Dan kami masih yakin, tahun 2020 akan ada pertumbuhan sebesar 15 persen dibandingkan tahun 2019," katanya.