Sukses

Jahe hingga Kunyit Mulai Langka di Pasar

Sejumlah masyarakat mulai mengeluhkan kelangkaan bahan rempah di pasaran.

Liputan6.com, Jakarta - Ibu rumah tangga keluhkan kelangkaaan sejumlah bahan rempah di pasar Induk Kramat Jati sejak lima hari terakhir. Hal ini diakibatkan aksi borong yang dilakukan sejumlah orang terkait pandemi Virus Covid-19.

"Sekarang nyari rempah-rempah susah, kayak jahe, temulawak, kunyit. Semua mulai berkurang," kata Lina seorang warga yang tinggal di Kampung Melayu, saat dikonfimasi Merdeka.com, Rabu (18/3/2020).

Ia menyebutkan bahwa kelangkaan sejumlah bahan rempah tersebut, disebabkan oleh aksi borong yang dilakukan sekelompok masyarakat.

Diyakini, rempah ini diolah menjadi ramuan jamu yang dapat mencegah terjangkit virus Corona yang tengah mewabah.

Akibat kelangkaan sejumlah bahan rempah di pasar Induk Kramat Jati, Lina yang juga berstatus ibu rumah tangga merasa terganggu karena diakuinya sejumlah rempah tersebut sangat diperlukan terutama untuk keperluan memasak sehari-hari.

"Ya sekarang harus muter otak, terpaksa ke bumbu instan. Mau enggak mau," imbuhnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Operasi Pasar

Untuk itu, dirinya meminta pemerintah bersama dinas terkait segera menggelar operasi pasar atau melakukan sidak agar kelangkaan sejumlah bahan rempah dapat segera diatasi.

"Di Pasar induk (Kramat Jati) aja langkah, gimana pasar kecil lainnya," ujar Lina.

Sementara itu Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan bahwa kelangkaan sejumlah rempah yang terjadi di pasar Induk Kramat Jati merupakan kejadian yang bersifat rasional di tengah pandemi virus Covid-19 di Tanah Air.

Dalam pemaparannya, Tulus kemudian meminta masyarakat di berbagai wilayah Tanah Air untuk tetap tenang dan tidak melakukan aksi panic buying. Apalagi, hal ini dianggap dapat memicu terjadinya kelangkaan sejumlah stok bahan pangan, seperti rempah-rempah yang sedang langkah di pasar Induk Kramat Jati.

Untuk itu, ia meminta keseriusan pemerintah dan dinas terkait dalam meningkatkan pengawasan, guna mencegah beberapa oknum melakukan aksi penimbunan sejumlah bahan pangan. Karena jika terjadi kelangkaan stok bahan pangan, tentu akan memicu kenaikan harga pangan yang merugikan masyarakat selaku konsumen.

"Masyarakat, khususnya yang punya uang banyak, jangan egois untuk membeli sebanyak-banyaknya. berkonsumsilah secara rasional," ucap Ketua Harian YLKI.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com